Friday, July 31, 2009

Thought for the Day - 31st July 2009 (Friday)


God is ready to grant you happiness. Are you prepared to receive what He wishes to offer? Banish all worries. They are temporary like passing clouds. Happiness is union with God. God is eternal bliss. Get rid of your evil tendencies and fill your hearts with love of God. You will then become one with God. Do not allow anyone to come between you and your duty to God. Your allegiance to the Lord should transcend all other obligations. God takes care of such devotees. Surrender yourselves to God and dedicate yourselves to the service of mankind.

Tuhan bersedia untuk memenuhi kebahagiaanmu. Apakah engkau siap untuk menerima apa yang Beliau berikan? Hapuskan semua kekhawatiran. Itu bersifat sementara seperti awan-awan yang berlalu. Kebahagiaan adalah penyatuan dengan Tuhan. Tuhan adalah kebahagiaan abadi. Bebaskan hatimu dari kecenderungan-kecenderungan buruk dan isilah hatimu dengan kasih Tuhan. Engkau akan menyatu dengan Tuhan. Jangan biarkan seseorang datang diantara engkau dan kewajibanmu kepada Tuhan. Kesetiaanmu kepada Tuhan seharusnya melebihi semua kewajiban lainnya. Tuhan menjaga bhaktanya. Pasrahkan dirimu kepada Tuhan dan abdikan dirimu untuk melayani umat manusia.

-BABA

Thursday, July 30, 2009

Thought for the Day - 30th July 2009 (Thursday)


Brahman (God) is full of love and, in fact, is the embodiment of love. Your love should merge with this love. In fact, there is only one and no second; it is the non-dual state. The essential nature of love is sacrifice. Under any circumstance, it does not give room for hatred. It is love that drives away the feeling of separateness and promotes the feeling of oneness. Love also raises a person from the animal to the human. Prema (Love) is the Prana (Life Force) of man, and the Prana itself is Prema. One without love is like a lifeless corpse. Love and life are therefore inter-related and intimately connected.

Brahman (Tuhan) adalah penuh kasih dan sesungguhnya merupakan perwujudan kasih. Kasih yang ada padamu seharusnya menyatu dengan kasihTuhan ini. Sebenarnya, hanya ada satu dan tidak ada yang kedua; itulah keadaan yang tidak mendua. Sifat sejati dari kasih adalah pengorbanan. Dalam keadaan apapun, jangan memberikan ruang bagi kebencian. Kasihlah yang menghapuskan rasa keterpisahan dan meningkatkan rasa kesatuan. Kasih juga yang mengangkat seseorang dari sifat kebinatangan ke sifat manusia. Prema (kasih) adalah Prana (Kekuatan Hidup) dari manusia, dan Prana sendiri adalah Prema. Seseorang tanpa kasih seperti mayat tak bernyawa. Kasih dan hidup saling terkait dan berhubungan.

-BABA

Wednesday, July 29, 2009

Thought for the Day - 29th July 2009 (Wednesday)


The body is made up of five elements and is bound to perish one day or the other. But in such a transient body there exists the eternal divinity in the form of the Atma (Self). The all-pervasive divinity is known as consciousness, the limited form of which exists in the body as conscience. Consciousness and conscience are the same in terms of quality, only the quantity differs. You may collect water from the ocean in a cup, pot and a big tank. The water in these three differs only in quantity, the salinity is the same in all of them. The body may be compared to a pot. The all-pervasive consciousness exists in it as conscience.

Badan ini terdiri dari lima unsur dan pasti akan musnah suatu hari atau lain hari. Namun dalam badan yang sementara ini, ada ketuhanan yang kekal dalam wujud Atma. Ketuhanan yang meresapi semuanya dikenal sebagai kesadaran, bentuk terbatasnya ada dalam badan sebagai suara hati. Kesadaran dan suara hati adalah sama dalam hal kualitas, hanya kuantitasnya yang berbeda. Engkau dapat mengumpulkan air dari laut dan menempatkannya dalam cangkir, kendi, dan tangki besar. Air pada ketiga tempat tersebut berbeda hanya dalam jumlah, sedangkan kadar garamnya sama. Badan dapat disamakan dengan sebuah kendi. Segala kesadaran yang meresapi ada di dalamnya sebagai suara hati.

-BABA

Tuesday, July 28, 2009

Thought for the Day - 28th July 2009 (Tuesday)


The same Atma, the same love and the same divinity is present in all beings. All are one. The heart is like a tank and all the senses are like taps. When the 'tank' is full of love, all that comes out of the 'taps' will also be love. Whatever you see in others is only a reflection of your inner being. Understand this truth. If you see evil in others, it is actually the reflection of your own evil feelings. What is outside is only the reflection, reaction, and resound of what is within you. If you wear blue glasses, you see everything blue. If you wear red glasses, you see everything red. If you are a good person, you will see goodness all around.

Atma yang sama, kasih yang sama, dan ketuhanan yang sama ada dalam setiap mahluk. Semuanya adalah satu. Hati diibaratkan seperti tangki air dan semua indera seperti keran air. Ketika tangki penuh dengan kasih, semua yang keluar dari keran juga penuh dengan kasih. Apapun yang engkau lihat pada orang lain merupakan cerminan pada dirimu. Pahamilah kebenaran ini. Jika engkau melihat keburukan pada orang lain, hal itu sebenarnya adalah cerminan dari perasaanmu sendiri yang buruk. Apa yang berada di luar dirimu hanyalah cerminan dan reaksi dari apa yang ada di dalam dirimu. Jika engkau menggunakan kacamata biru, engkau melihat semuanya biru. Jika engkau menggunakan kacamata merah, engkau melihat semuanya merah. Jika engkau adalah orang baik, engkau akan melihat semua kebaikan di sekitarmu.

-BABA

Monday, July 27, 2009

Thought for the Day - 27th July 2009 (Monday)


Human body is meant to serve others, not to indulge in selfish deeds. Due to selfishness, one indulges in many sinful activities. Eschew selfishness, take to selfless service. Give up attachment to the body. Become attached to the Self. Understand that the same Atma (Self) exists in everybody. Though you find myriad bulbs glowing, the current that is passing through them is the same. Bodies are like bulbs, the principle of the Atma is the current that is present in them. With such a feeling of oneness, make efforts to alleviate the suffering of your fellowmen.

Badan manusia ditujukan untuk melayani orang lain, bukan untuk menuruti kesenangan diri dalam perbuatan-perbuatan yang mementingkan diri sendiri. Akibat mementingkan diri sendiri, seseorang menuruti kesenangan diri dalam berbagai tindakan yang penuh dengan dosa. Hindari mementingkan diri sendiri, lakukan pelayanan tanpa pamrih. Serahkan keterikatan terhadap badan ini. Tanamkan keterikatan pada Atma. Pahamilah bahwa Atma yang sama ada di dalam diri semua orang. Meskipun engkau menemukan banyak bola lampu berpijar, arus listrik yang melewati bola lampu itu adalah sama. Badan ini seperti bola lampu, prinsip Atma merupakan arus listriknya. Dengan sifat keesaan ini, lakukan upaya-upaya untuk mengurangi penderitaan terhadap dirimu.

-BABA

Sunday, July 26, 2009

Thought for the Day - 26th July 2009 (Sunday)


If a man today is under the sway of sorrow and misery, his mind is responsible for it. Happiness and sorrow, affections and aversions, and the sensual pleasures that man experiences arise out of his mind. Since the mind is filled with the sense of duality you suffer all these. When the mind is trained to see the oneness of all creation, there will not be perversions of any kind. You should face everything in life with a smile. In this dualistic world, it is natural that gain and pain alternate. You cannot avoid it. You should neither despair when adversities confront you nor exult when fortune smiles on you. Adversity is a stepping-stone to eternal bliss.

Jika saat ini manusia berada dibawah pengaruh penderitaan dan kesedihan, pikiranlah yang bertanggung jawab akan hal tersebut. Kebahagiaan dan kesedihan, kasih sayang dan kebencian, dan kesenangan-kesenangan sensual yang dialami manusia disebabkan oleh pikirannya. Karena pikiran dipenuhi dengan dualitas ini engkau mengalami semua penderitaan ini. Ketika pikiran dilatih untuk memahami keesaan dari semua ciptaan, maka tidak akan ada penyalahgunaan apapun. Engkau seharusnya menghadapi segala sesuatu dalam hidup ini dengan senyum. Dalam dunia dualisme ini, adalah wajar bahwa keberuntungan dan kesedihan datang silih berganti. Engkau tidak dapat menghindarinya. Engkau seharusnya tidak berputus asa ketika menghadapi kemalangan atau kegembiraan ketika memperoleh keberuntungan. Kemalangan adalah langkah awal untuk mencapai kebahagiaan.

-BABA

Saturday, July 25, 2009

Thought for the Day - 25th July 2009 (Saturday)


Yad bhavam thad bhavathi (One becomes what one thinks). Hence, people should see that their thoughts are pure and good. Human life is the expression of one's thoughts. Thoughts arising in the mind fill the atmosphere with waves of energy. Thought waves are very powerful. Hence, our thoughts should be sublime and sacred. No evil ideas should affect our thoughts. Evil thoughts inevitably lead to evil actions. When cruel thoughts enter the mind, men behave like cruel animals. When, instead, there are good and loving thoughts in a man, they divinise him and enable him to perform good and sacred acts. Hence, every man's heart should be filled with love, compassion and kindness.

Yad bhavam thad bhavathi (Seseorang menjadi apa yang dipikirkannya). Oleh karenanya, orang-orang seharusnya memahami bahwa pemikiran mereka baik dan murni. Kehidupan manusia adalah ungkapan pemikirannya. Pemikiran yang timbul dari pikiran memenuhi lingkungan di sekitarnya dengan gelombang energi. Gelombang pikiran sangat kuat. Oleh karenanya pikiran kita seharusnya mulia dan suci. Tidak ada gagasan-gagasan buruk yang mempengaruhi pikiran kita. Pemikiran yang buruk tidak terelakkan menjurus pada tindakan-tindakan buruk. Ketika pemikiran yang buruk memasuki pikiran, manusia akan bertindak seperti binatang buas. Ketika, sebagai gantinya, ada pemikiran yang baik dan penuh kasih, maka memungkinkan seseorang untuk melakukan perbuatan baik dan suci. Oleh karenanya, setiap orang seharusnya dipenuhi dengan kasih, belas kasihan, dan kebaikan hati.

-BABA

Friday, July 24, 2009

Thought for the Day - 24th July 2009 (Friday)


When there is a downpour, the water that comes down is pure. The rain falls on mountains, plains and valleys. According to the region through which the rain water passes, its name and form undergoes changes. But due to these variations, it should not be thought that the water itself is different. Based on the teachings of the founders of different faiths, having regard to the requirements of the time and circumstance of particular countries, and keeping in view the specific needs of the people concerned, certain rules and regulations were laid down. On this account, one faith should not be considered superior and another inferior. Man's primary duty is to bear in mind the sacred truths they espouse and practise them in his life.

Ketika turun hujan, air yang jatuh adalah murni. Hujan turun di pegunungan, dataran, dan lembah. Sesuai dengan daerah yang dilalui air hujan, nama dan bentuknya mengalami perubahan. Tetapi karena pergantian ini, tidak seharusnya dianggap bahwa air itu sendiri berbeda. Berdasarkan pada ajaran-ajaran dari para pendiri keyakinan yang berbeda, memiliki perhatian pada kepentingan waktu dan keadaan negara-negara tertentu, dan memperhatikan kebutuhan khusus dari orang-orang yang dituju, pemerintahan yang pasti dan peraturan-peraturan yang mendasarinya. Dalam hal ini, satu keyakinan seharusnya tidak dianggap lebih tinggi dan yang lainnya lebih rendah. Tugas utama manusia adalah untuk menumbuhkan dalam pikiran kebenaran luhur yang mereka sokong dan lakukan dalam kehidupannya.

-BABA

Thursday, July 23, 2009

Thought for the Day - 23rd July 2009 (Thursday)


Man should bring under his control the source of pleasure and pain. More than pleasure, it is pain that awakens the wisdom in man. If you study the lives of great men, you will find that it is out of trouble and pain that they derived wisdom. Without sorrow, there can be no wisdom. It is pain that teaches many lessons to man. Not realizing this profound truth, man pursues pleasure endlessly. No doubt, man needs to be happy. But how is happiness to be achieved? It is only when sorrow is overcome that man realizes happiness. Hence everyone should welcome sorrow in the same spirit in which he greets happiness. Pain and pleasure are intermingled. No one can separate them. Pleasure is never found separately by itself. When one is relieved of pain, one experiences pleasure.

Manusia seharusnya menguasai emosinya yang merupakan sumber kesenangan dan penderitaan. Kesenangan yang berlebihan, adalah penderitaan hal ini akan menyadarkan manusia akan kebijaksanaan. Jika engkau belajar dari kehidupan orang-orang besar, engkau akan menemukan bahwa dari masalah dan penderitaan mereka mendapatkan kebijaksanaan. Tanpa penderitaan, kebijaksanaan tidak akan didapat. Penderitaan mengajarkan banyak pelajaran pada manusia. Manusia tidak menyadari kebenaran ini dan terus-menerus mengejar kesenangan. Tidak diragukan lagi bahwa manusia mendambakan kebahagiaan. Namun bagaimana mencapai kebahagiaan tersebut? Hanya ketika manusia mengalami penderitaan, manusia menyadari kebahagiannya. Oleh karena itu setiap orang seharusnya menerima penderitaan dengan semangat yang sama ketika mendapatkan kebahagiaan. Penderitaan dan kebahagiaan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada seorang pun yang dapat memisahkannya. Kesenangan tidak akan pernah ditemukan secara terpisah dengan sendirinya. Ketika seseorang terbebas dari penderitaan, seseorang mengalami kebahagiaan.

-BABA

Thought for the Day - 22nd July 2009 (Wednesday)


Though axed and maimed by man, trees selflessly serve him by providing him fruits and shade. Rivers carry water to quench man's thirst and to cleanse his body. The cow also selflessly serves man by providing milk. Man should, in the first place, realize the truth that he has been endowed with the human body not for seeking his selfish ends but for serving others. Since man has gained his wealth, knowledge and skills from society, he has to discharge his debt to society by doing some good in return. A man without this supreme virtue of gratitude is worse than a cruel animal; his education and skills are a sheer waste. It is indeed by serving society that these acquire splendour and significance.

Meskipun ditebang dan dirusak oleh manusia, pohon-pohon dengan tanpa pamrih melayani manusia dengan menyediakan buah-buahan dan tempat berteduh. Sungai-sungai mengalirkan air untuk memuaskan dahaga manusia dan untuk membersihkan badannya. Sapi juga dengan tanpa pamrih melayani manusia dengan menyediakan susu. Manusia seharusnya menyadari kebenaran ini bahwa ia telah diberkati dengan badan ini bukan untuk memperoleh kepentingannya sendiri tetapi untuk melayani orang lain. Karena manusia memperoleh kekayaan, pengetahuan dan keterampilan dari masyarakat, maka ia harus malaksanakan tugasnya untuk membayar hutang budi kepada masyarakat dengan kembali melakukan perbuatan baik. Seorang manusia yang tidak memiliki sifat-sifat mulia di dalam dirinya lebih buruk daripada binatang buas; pendidikan dan keterampilannya benar-benar tidak berguna. Dengan melayani masyarakat dengan sunguh-sungguh, seseorang akan berarti dan mendapatkan kemuliaan.

Tuesday, July 21, 2009

Thought for the Day - 21st July 2009 (Tuesday)


Any mighty task can be achieved by chanting the Divine Name. For spiritual practices like meditation and penance, a specific time and place are required. But for chanting the Divine Name, no such restriction need be followed. Wherever you are, whatever you may be doing, you can chant the Divine Name. Sarvada Sarva Kaleshu Sarvatra Hari Chintanam (everywhere, at all times and under all circumstances, contemplate on God).

Setiap pekerjaan besar dapat dicapai dengan menyanyikan Nama Tuhan. Untuk praktek spiritual seperti meditasi dan pertapaan, diperlukan waktu dan tempat tertentu. Tetapi untuk menyanyikan Nama Tuhan, tidak ada pembatasan seperti itu yang diperlukan. Dimanapun engkau berada, apapun yang mungkin engkau lakukan, engkau dapat menyanyikan Nama Tuhan. Sarvada Sarva Kaleshu Sarvatra Hari Chintanam (dimana-mana, setiap saat dan dalam segala situasi, merenungkan Tuhan)

-BABA

Monday, July 20, 2009

Thought for the Day - 20th July 2009 (Monday)


For transforming one's life, the first requisite is proper vision. This means that one should avoid seeing what is undesirable. Having been bestowed with the great gift of vision, one should strive to see only that which is sacred and pure. What man sees is like seeds sown in the heart. The heart determines the nature of one’s thoughts. The thoughts influence one's life. Evil scenes give rise to evil thoughts. Good scenes evoke good thoughts. When sacred scenes are implanted in the heart, there will be no room for bad feelings or thoughts to grow in it.

Untuk mengubah suatu kehidupan, syarat pertama adalah kemampuan melihat yang tepat. Ini berarti bahwa seseorang seharusnya jangan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan. Setelah dianugerahkan dengan pikiran yang jernih, seseorang seharusnya berusaha untuk melihat hanya yang suci dan murni. Apa yang manusia lihat seperti benih-benih tumbuh di dalam hati. Hati menentukan sifat sejati dari pikiran seseorang. Pikiran mempengaruhi kehidupan seseorang. Melihat hal-hal yang buruk menimbulkan pikiran yang buruk. Melihat hal-hal yang baik menimbulkan pikiran yang baik. Ketika hal-hal yang suci ditanamkan dalam hati, tidak ada ruang bagi perasaan atau pikiran yang buruk untuk tumbuh di dalamnya.

-BABA

Sunday, July 19, 2009

Thought for the Day - 19th July 2009 (Sunday)


Tell me your company and I shall tell you what you are. When you associate yourself with ephemeral things, the results also are bound to be so. You should develop friendship with Divinity, which alone is true and eternal. Divinity is very much present in you. The external world is subject to change. The world is nothing but a combination of matter. Everything in this world is transitory. Nothing is permanent. The unseen Atmic principle alone is true and eternal.

Beritahukan pada-Ku siapa teman-temanmu dan Aku akan mengatakan kepadamu siapa dirimu. Ketika engkau bergaul dengan seseorang yang berlangsung sebentar saja, hasilnya juga pasti demikian. Engkau seharusnya mengembangkan persahabatan dengan Tuhan, yang satu-satunya sejati dan kekal. Ketuhanan selalu berada dalam dirimu. Dunia ini dapat mengalami perubahan. Dunia ini tak lain hanya gabungan dari beberapa zat. Segala sesuatu di dunia ini adalah fana. Tidak ada yang permanen. Hanya prinsip Atma yang tidak terlihat yang sejati dan kekal.

-BABA

Saturday, July 18, 2009

Thought for the Day - 18th July 2009 (Saturday)


The same God dwells in all beings. There is no justification for differences on the basis of religion. It is attachment to the body which accounts for religious differences. Do not regard the body as permanent. It is a water bubble. The mind too is like a mad monkey. Don't follow either of them. Follow the conscience. Recognise the fact that the whole universe is within you. You have all the powers in you. They are derived from the Divine Spirit within you. Forgetting the supreme power of the Spirit, people rely on the powers of the body, the mind and the intellect.

Tuhan yang sama berada dalam semua mahluk. Tidak ada pembenaran untuk perbedaan-perbedaan atas dasar agama. Ini merupakan keterikatan pada badan yang membeda-bedakan agama. Jangan menganggap badan ini permanen. Badan ini merupakan gelembung air. Pikiran juga seperti kera gila. Jangan mengikuti salah satu dari mereka. Ikuti hati nurani. Sadarilah kebenaran bahwa seluruh alam semesta di dalam dirimu. Engkau mempunyai seluruh kekuatan di dalam dirimu. Hal tersebut berasal dari Atma di dalam dirimu. Melupakan kekuatan tertinggi ini, manusia bergantung pada kekuatan dari badan, pikiran dan akal.

-BABA

Friday, July 17, 2009

Thought for the Day - 17th July 2009 (Friday)


Difficulties come and go like passing clouds. You don't need to worry about them. Keep your vision fixed on the sun. Sometimes, clouds cover the sun. But, have patience. When the clouds move away, the sun will be visible again. In the same manner, the clouds of worldly delusion come in the way of Atmic vision. In such situations, you should not let your mind waver. Have patience. The 'clouds' will recede and the 'sun' will reappear in all its brilliance.

Berbagai kesulitan datang dan pergi seperti awan yang berlalu. Engkau tidak perlu mengkhawatirkannya. Tetapkanlah pandanganmu pada matahari. Terkadang, awan menutupi matahari. Tetapi bersabarlah. Bila awan bergerak, matahari akan terlihat lagi. Dengan cara yang sama, awan khayalan duniawi senantiasa datang pada penglihatan Atma. Dalam situasi seperti ini, jangan biarkan pikiranmu ragu-ragu. Bersabarlah. “Awan” akan berkurang dan “matahari” akan muncul kembali dengan semua kecemerlangannya.

-BABA

Thursday, July 16, 2009

Thought for the Day - 16th July 2009 (Thursday)


Every man and every living being aspires to attain peace and happiness. People pursue various paths to experience the everlasting bliss. Everyone aspires to know the objective of life. But they are not able to succeed in their endeavour. One in a million will persist with strong determination and will not give up till he realises the goal. Ordinary mortals will not make any efforts in this direction as they think it is something beyond their reach. They spend their lives in the pursuit of physical and ephemeral pleasures. They are under the delusion that food, raiment and shelter are the three main objectives of human life. They fail to realise that there is a higher purpose in life than this.

Setiap orang dan setiap mahluk hidup menginginkan untuk memperoleh kedamaian dan kebahagiaan. Orang-orang mengejar beragam jalan yang berbeda untuk mendapatkan kebahagiaan abadi. Setiap orang ingin mengetahui apa tujuan hidup ini. Tetapi mereka tidak berhasil dalam pencarian ini. Satu diantara jutaan orang akan terus berusaha dengan determinasi tinggi dan tidak akan pernah menyerah sampai ia menyadari tujuan hidup ini. Manusia biasa tidak akan berusaha untuk menempuh jalan ini karena mereka menganggap bahwa hal ini terlalu jauh dari jangkauan mereka. Mereka menghabiskan hidup mereka dalam mengejar kesenangan badaniah yang bersifat sementara. Mereka bearada dalan khayal bahwa sandang, pangan, dan papan adalah tiga tujuan utama dalam kehidupan manusia. Mereka tidak menyadari bahwa dalam kehidupan ini terdapat tujuan yang lebih mulia dari tujuan tersebut.

-BABA

Wednesday, July 15, 2009

Thought for the Day - 15th July 2009 (Wednesday)


You are born again and again, seeing, doing and experiencing what you have already seen, done, and experienced. You should realise that you are born not to be born again. You should see and experience that by which your life will find fulfilment. Once you have experienced the Atma, you do not need to experience anything else. That is the oneness of Atmic principle. In order to experience this eternal principle, you should give up body attachment and understand the truth that the Rata PenuhAtma in you is the same as the one in others.

Engkau akan dilahirkan berulang kali, melihat, melakukan dan mengalami apa yang telah engkau lihat, lakukan, dan alami. Engkau seharusnya menyadari bahwa engkau dilahirkan tidak untuk dilahirkan kembali. Engkau seharusnya melihat dan menyadari bahwa dengan ini hidupmu akan mencapai pemenuhan. Setelah engkau telah menyadari Atma, engkau tidak perlu menyadari hal yang lain. Itulah keesaan dari prinsip Atma. Untuk menyadari prinsip Atma yang kekal ini, engkau seharusnya menyerahkan keterikatan terhadap badan dan memahami kebenaran bahwa Atma di dalam dirimu adalah sama dengan atma yang berada pada yang lainnya.

-BABA

Tuesday, July 14, 2009

Thought for the Day - 14th July 2009 (Tuesday)


For the little sweetness that material objects give, Brahman (Divinity), the ocean of nectar is the cause. Association with the knowers of Brahman, discussion with them on the nature of the Absolute in a spirit of humility and earnestness, a thirst for realising the Reality, unwavering Prema (love) towards the Lord - these are characteristics of those established on the path of spirituality. Such people will not be affected by praise or derision, joy or sorrow, honour or dishonour, heat or cold, etc. They will tread the path of liRata Penuhberation free from all attachment.

Untuk sedikit manisnya kesenangan yang diberikan benda-benda material, Brahman (Tuhan), yang merupakan samudera nektar adalah penyebabnya. Bergaul dengan orang-orang yang menyadari Brahman, berdiskusi dengan mereka mengenai sifat-sifat Sang Absolut dengan dijiwai oleh rasa rendah hati dan ketulusan, adanya rasa haus untuk menyadari realitas, cinta kasih yang tulus terhadap Tuhan – demikianlah ciri-ciri orang yang menekuni jalan spiritualitas. Orang yang seperti itu tidak akan terpengaruh oleh pujian atau ejekan, kebahagiaan atau kesedihan, penghargaan atau penolakan, panas atau dingin. Mereka akan mengikuti jalan yang bebas dari semua keterikatan.

-BABA

Monday, July 13, 2009

Thought for the Day - 13th July 2009 (Monday)


We see various objects in this world and are deluded that they are permanent. It is a grave mistake. Whatever is seen by the eyes is impermanent. Even our body is seen by the eyes; hence, it is also not permanent. It is a sign of ignorance to identify oneself with the body. For ages, man has been under the delusion that physical and ephemeral objects will give him happiness. True happiness results when man recognises the underlying eternal principle of Atma in this ephemeral world.

Kita melihat berbagai objek di dunia ini dan kita dibuatnya berpaling secara permanen. Ini merupakan suatu kekeliruan. Apapun yang dilihat oleh mata adalah tidak kekal. Bahkan badan kita terlihat oleh mata; oleh karena itu badan ini juga tidak kekal. Ini merupakan tanda dari ketidaktahuan untuk mengidentifikasi diri dengan badan. Pada berbagai jaman, manusia telah berada dalam khayalan bahwa objek fisik yang berlangsung hanya sebentar saja akan memberikannya kebahagiaan. Kebahagiaan sejati didapat ketika manusia menyadari prinsip Atma dalam dunia yang tidak kekal ini.

-BABA

Sunday, July 12, 2009

Thought for the Day - 12th July 2009 (Sunday)


When the mind gives up attachment to the external objects, when it is filled with remorse, renunciation and understanding, when it is saturated with repentance for past foolishness, when it fosters progressive qualities of head and heart, then it truly becomes fit for merging with the divinity. In that state, it contemplates on divinity alone.

Ketika pikiran melepaskan keterikatan akan objek-objek luar, ketika pikiran diisi dengan penyesalan, hal-hal yang tidak mementingkan diri sendiri dan pengertian, ketika pikiran dipenuhi dengan penyesalan karena kebodohan di masa lalu, ketika pikiran memupuk kemajuan kualitas kepala dan hati, saat itu pikiran sesungguhnya siap untuk menyatu dengan ketuhanan. Dalam hal itu, pikiran merenungkan ketuhanan itu sendiri.

-BABA

Saturday, July 11, 2009

Thought for the Day - 11th July 2009 (Saturday)


Do not lead a pompous life. Adambara (pomposity) is the root cause of Ashanti (restlessness). Give up Adambara and strive to attain Ananda (bliss). True bliss cannot be acquired from outside; it lies in your heart. In fact, bliss pervades the entire world. Your mental perversions are responsible for seeing evil in it. Hence, purify your mind. Only then can you become a true human being. Perform meritorious deeds. Speak good words. Lead a sacred life. In this manner, you can find fulfilment in life.

Jangan menjalankan kehidupan secara berlebihan. Adambara (kesombongan) adalah akar penyebab dari Ashanti (kegelisahan). Serahkan Adambara (kesombongan) yang ada dalam dirimu dan berjuanglah untuk mencapai Ananda (kebahagiaan). Kebahagiaan sejati tidak dapat diperoleh dari luar diri; ia berada dalam hatimu. Sesungguhnya, kebahagiaan meliputi seluruh dunia. Perubahan batinmu bertanggung jawab untuk melihat kejahatan yang berada di dalamnya. Oleh karenanya, murnikan pikiranmu. Dengan demikian engkau akan menjadi manusia sejati. Lakukan perbuatan yang bermanfaat. Ucapkan kata-kata yang baik. Jalankan kehidupan yang suci. Dengan cara ini, engkau akan menemukan pemenuhan dalam hidup.

-BABA

Friday, July 10, 2009

Thought for the Day - 10th July 2009 (Friday)


Treat your mind as a little boy. Bring up this boy lovingly so that it becomes wiser day by day. Caress it in to good ways making it aware that objects which are seen are products of one's illusion. Remove all its fears and foibles. Focus its attention on the Ultimate Goal only. Never deal forcibly with the mind. It will yield only to tenderness and patient handling. Correct its waywardness by inculcating the attitude of renunciation.

Perlakukan pikiranmu seperti seorang anak kecil. Didiklah anak ini dengan penuh kasih sayang sehingga menjadi semakin bijaksana dari hari ke hari. Sentuhan dengan cara yang baik membuatnya sadar bahwa objek-objek yang terlihat adalah hasil dari khayalan manusia. Hapuskan semua ketakutan dan kelemahan. Pusatkan perhatiannya hanya pada Tujuan Akhir. Jangan pernah menghadapi pikiran dengan setengah memaksa. Hal seperti ini akan menghasilkan kelembutan hati dan kesabaran. Perbaiki ketidakpatuhan pikiran dengan menanamkan sikap ketidakterikatan.

-BABA

Thursday, July 9, 2009

Thought for the Day - 9th July 2009 (Thursday)


Regard yourselves as children of God. There is really no difference between the Avatars (Divine Incarnations) and yourselves except with regard to the number of aspects of the Divine present in each one. These aspects can be enhanced by right conduct and by developing Divine love. That is not true love which wanes from moment to moment and waxes from time to time. True love is unchanging and shines brightly in the heart for all time. It is unaffected by joy and sorrow, praise and blame. Such love is true devotion. Love that grows or declines according to varying circumstances is not true love at all.

Anggaplah dirimu sebagai anak-anak Tuhan. Benar-benar tidak ada perbedaan antara Avatar (penjelmaan Tuhan) dan dirimu kecuali dalam hal aspek-aspek Ketuhanan yang hadir dalam diri setiap orang. Aspek-aspek tersebut dapat ditingkatkan dengan kebajikan dan dengan mengembangkan kasih Tuhan. Kasih yang berkurang dari saat ke saat dan bertambah dari waktu ke waktu, bukanlah kasih sejati. Kasih sejati tidak berubah-ubah dan bersinar cemerlang dalam hati dalam setiap waktu. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kebahagiaan dan penderitaan, pujian dan celaan. Kasih yang seperti itu adalah bhakti yang sejati. Kasih yang tumbuh atau berkurang sesuai dengan berbagai situasi bukanlah kasih sejati.

-BABA

Wednesday, July 8, 2009

Thought for the Day - 8th July 2009 (Wednesday)


Destroy Ajnana (ignorance) by means of instruction in the knowledge of the Atma. Strengthen the interest you are already endowed with towards the realisation of Brahman (God). Give up the attraction for evanescent and the false, the mirages created by fancy and fantasy. Turn your attention inwards, away from the external world.

Hancurkan Ajnana (kebodohan) dengan petunjuk pengetahuan Atma. Perkuat keberuntungan yang telah diberikan kepadamu menuju kesadaran Brahman (Tuhan). Serahkan keterikatan terhadap kefanaan dan kepalsuan, fatamorgana yang diciptakan oleh khayal dan impian. Arahkan perhatianmu ke dalam batin, jauh dari dunia luar.

-BABA

Tuesday, July 7, 2009

Thought for the Day - 7th July 2009 (Tuesday)


As long as you are overcome with fear and anxiety, you will not be able to accomplish anything. Be courageous! Know that you are the Atma, not this body; then you will be without fear. God can help you achieve great things, but only if you base your actions on true knowledge and remain fearless. Love God with steadfast devotion and faith, have fear of sin and practise morality in society. If you want morality in society, you should develop love for God. If you love God, you will have fear of sin. Today people without fear of sin commit heinous acts. This contradicts the very human nature.

Selama engkau dikuasai dengan rasa takut dan gelisah, engkau tidak akan mencapai apa-apa. Beranilah! Ketahuilah bahwa engkau adalah Atma, bukan badan ini; selanjutnya engkau tidak akan takut. Tuhan dapat membantumu mencapai hal-hal besar, tetapi hanya jika tindakanmu berdasarkan pada pengetahuan sejati dan tidak kenal takut. Cintai Tuhan dengan penuh bhakti dan percaya, milikilah ketakutan akan berbuat dosa dan praktekkan moralitas dalam masyarakat. Jika engkau menginginkan moralitas dalam masyarakat, engkau seharusnya mengembangkan kasih kepada Tuhan. Jika engkau mengasihi Tuhan, engkau akan takut berbuat dosa. Pada saat ini, manusia tidak takut berbuat dosa. Hal ini sangat bertentangan dengan sifat sejati manusia.

-BABA

Monday, July 6, 2009

Thought for the Day - 6th July 2009 (Monday)


Sath-Chith-Ananda (being-awareness-bliss) is the very nature of man. But man has forgotten his true nature and is wasting his time in the vain pursuit of fleeting pleasures. He is not able to realise the value of his innate nature. Once he realises its value and experiences it, he can reach an exalted state. In fact, he becomes verily God. Man can accomplish any mighty task when he realises his innate divinity. But man is not making any effort in this direction. He has become a slave to his senses, and is wasting his time on trivial matters. The primary duty of man therefore is to understand his true nature and put it into practice.

Sath-Chith-Ananda (memperoleh kebahagiaan sejati) adalah sifat sejati manusia. Tetapi manusia telah melupakan sifat sejati ini dan menyia-nyiakan waktunya dalam pencarian kenikmatan duniawi yang bersifat sementara. Manusia tidak menyadari nilai dari sifat-sifatnya yang dibawanya sejak lahir. Saat dia menyadari nilai tersebut dan mengalami hal itu, dia akan sampai pada keadaan yang mulia. Bahkan, manusia menjadi Tuhan yang sesungguhnya. Manusia dapat menyelesaikan semua tugas besar ketika dia menyadari sifat ketuhanan nya yang sejati. Tetapi manusia tidak membuat usaha ke arah ini. Dia telah menjadi budak dari indrianya, dan menyia-nyiakan waktunya dengan berbagai hal yang remeh. Tugas utama manusia itu adalah memahami sifat sejatinya dan mempraktekkannya.

-BABA

Sunday, July 5, 2009

Thought for the Day - 5th July 2009 (Sunday)


It is only when the mind realises that all this is Maya (illusion) that it will draw back its feelers from the sensory world and give up its worldly, selfish attitude. The nature of the mind is to waver, hesitate and flutter in its search for happiness and peace. When it realises that the objects it runs after are transitory and meaningless, it gets suddenly ashamed and disillusioned. Then it begins to follow the Inner Consciousness.

Hanya ketika pikiran menyadari bahwa semuanya adalah Maya (ilusi) maka pikiran akan menjauhkan diri dari dunia fana dan meninggalkan keegoisan serta sikap keduniawiannya. Sifat alami pikiran adalah selalu diliputi keraguan dan kebingungan dalam pencarian akan kedamaian dan kebahagiaan. Ketika pikiran menyadari bahwa apa yang dicarinya tidak kekal dan tidak bermakna maka ia (pikiran) tiba-tiba malu dan terlepas dari pengaruh ilusi. Maka ia akan mulai mengikuti kata hati (kesadaran yang terdalam).

-BABA

Saturday, July 4, 2009

Thought for the Day - 4th July 2009 (Saturday)


The service activities that you perform and the Bhajans that you sing will not suffice by themselves. You should first give up the feeling that you are serving others. That is very important. You are serving your own self when you serve others. You should consider all as yours. In fact, all beings are but the very forms of God. Hence, service rendered to humanity is service rendered to God. All service activities are meant to foster this feeling in you. You should plunge into the field of service with selfless love. The best way to love God is to love all and serve all. Your acts of service should be suffused with the spirit of love. Without the positive aspect of love, all the service you render becomes negative in nature.

Tindakan pelayanan yang engkau lakukan dan Bhajan yang engkau nyanyikan tidak akan cukup begitu saja. Pertama-tama, engkau seharusnya menyerahkan perasaan bahwa engkau sedang melayani orang lain. Ini adalah yang terpenting. Engkau sedang melayani dirimu sendiri ketika engkau melayani orang lain. Engkau seharusnya menganggap semuanya sebagai dirimu. Sesungguhnya, semua mahluk tidak lain merupakan perwujudan dari Tuhan. Oleh karenanya, pelayanan yang diberikan kepada umat manusia adalah pelayanan kepada Tuhan. Seluruh kegiatan pelayanan dimaksudkan untuk mengembangkan perasaan ini dalam dirimu. Engkau seharusnya melibatkan dirimu dalam pelayanan dengan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri. Cara terbaik untuk mengasihi Tuhan adalah mengasihi semua dan melayani semua. Kegiatan pelayananmu seharusnya diliputi dengan semangat cinta kasih. Tanpa kasih yang baik, seluruh pelayanan yang engkau persembahkan menjadi buruk dengan sendirinya.

-BABA