Monday, December 24, 2007

Thoughts for the Day - 27th December 2007 (Thursday)




In rendering service, one should have no thought of one’s self. One should only consider how well one can render the service as an offering to the Divine. One should note the difference between Karma (action) and Karma Yoga (action as spiritual discipline). Ordinary activity is motivated by self interest or the desire to achieve some objective. In Karma Yoga, the action is desireless. Ordinary Karma is the cause of birth, death and rebirth, whereas Karma Yoga leads to freedom from birth. You should regard all service as a form of Karma Yoga – rendering service without any expectation of reward, and without even the feeling that one is ‘serving’ others. Any service done to anyone is actually service to the Divine.

Dalam memberikan pelayanan, engkau perlu memastikan bahwa tidak ada unsur kepentingan pribadi. Satu-satunya hal yang perlu menjadi pertimbangan adalah seberapa baiknya pelayanan yang dapat diberikan sebagai bentuk persembahan kepada Divine. Engkau harus membedakan antara Karma (tindakan) dan Karma Yoga (tindakan sebagai disiplin spiritual). Kegiatan/tindakan (Karma) pada umumnya dimotivasi oleh kepentingan pribadi ataupun keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Sedangkan di dalam Karma Yoga, tindakan/kegiatan bersifat tanpa keinginan (desireless). Karma adalah sumber penyebab kelahiran, kematian dan kelahiran-kembali; sedangkan Karma Yoga justru menuntun kita menuju pembebasan dari kelahiran-kembali. Annggaplah setiap bentuk kegiatan pelayanan sebagai salah-satu wujud Karma Yoga – yaitu melayani tanpa harapan imbal-balik, dan bahkan tanpa disertai oleh perasaan bahwa seolah-olah engkau sedang ‘melayani’ orang lain. Pelayanan yang diberikan kepada siapapun pada hakekatnya adalah pelayanan kepada Divine.

- BABA

No comments:

Post a Comment