Tuesday, April 1, 2008

Thoughts for the Day - 2nd April 2008 (Wednesday)


If only the agony and toil now being experienced by man to accumulate the symbols of wealth and power are directed towards God, man can be infinitely more happy. The veil of Maya (illusion), however, hides from him the face of God which is shining from every being and thing around him. Maya is of the nature of Tamas (darkness and ignorance). In deep, dreamless sleep, the Self alone exists, but it is supervened by Maya or Ajnana (ignorance). You are not aware then that you are Brahman (God); that is the difference between the state of Jnana (spiritual realization) and the Sushupti (deep sleep) stage. The Jnani knows that he is One with Brahman, but the person in deep, dreamless sleep is not aware of it.

Seandainya saja upaya keras yang dilakukan oleh manusia untuk mengakumulasi simbol-simbol kekayaan dan kekuasaan dapat diarahkan demi untuk Tuhan, maka manusia akan sanggup untuk mencapai kebahagiaan tertinggi. Akan tetapi, sayangnya, selubung Maya (ilusi) justru sedang menyembunyikan wajah Tuhan yang bersinar dalam diri setiap mahluk dan obyek di sekitarmu. Maya adalah sifat alamiah dari Tamas (kegelapan dan kebodohan batin). Dalam keadaan tertidur lelap (tidur tanpa mimpi), hanya Self (Atma) saja yang eksis, namun ia terselubung oleh Maya atau Ajnana (kebodohan batin). Engkau tidak menyadari bahwa dirimu adalah Brahman (Tuhan); di sinilah letak perbedaan antara kondisi Jnana (pencapaian/realisasi spiritual) dan kondisi Sushupti (deep sleep). Kaum Jnani mengetahui & menyadari bahwa dirinya adalah satu adanya dengan Brahman; sedangkan mereka yang berada dalam kondisi tertidur lelap (dreamless sleep) tidak menyadari tentang hal ini.

No comments:

Post a Comment