Saturday, December 17, 2011

Thought for the Day - 17th December 2011 (Saturday)


Many commentators of the Geeta have interpreted that the giving up of the fruits of one’s actions is advised because one has no right or authority to desire the fruits. This is a great blunder. When one has the right to engage in action, one also has the right over the fruits of that action; no one can deny or refuse this. But the doer can, out of one’s own free will and determination, refuse to be affected by the result, whether favourable or unfavourable. The Lord has said in the Geeta, 'refuse the fruit' (maa phaleshu), which means, the deed does yields results, but the doer should not do it with the results in view. If Krishna's intention was to say that the doer has no right over the fruits of action, He would have said, 'It is fruitless' or 'na phaleshu,' (na, meaning no). To engage oneself in karma, knowing well that the result will follow, and yet being unattached to it or being unconcerned with it, is the sign of purity.

Banyak yang mengulas Gita telah menafsirkan bahwa tidak mengharapkan buah/ hasil perbuatan disarankan dalam Gita karena seseorang tidak memiliki hak atau wewenang untuk menginginkan buah/ hasil perbuatan tersebut. Ini adalah suatu kekeliruan besar. Ketika seseorang memiliki hak untuk melakukan suatu perbuatan, kita juga memiliki hak atas hasil dari perbuatan tersebut; tidak ada seorangpun yang dapat menyangkal atau menolak hal ini. Tetapi pelaku dapat keluar dari kehendak bebasnya dan menentukan, menolak untuk dipengaruhi oleh hasil perbuatannya, apakah menguntungkan atau tidak menguntungkan. Tuhan telah mengatakan dalam Gita, 'janganlah mengharapkan buah/ hasil perbuatan' (maa phaleshu), yang berarti perbuatan memberikan hasil,  tetapi pelaku hendaknya tidak melakukan suatu perbuatan dengan maksud semata-mata untuk mendapatkan buah/ hasil perbuatan tersebut. Jika Krishna bermaksud untuk mengatakan bahwa pelaku tidak memiliki hak atas hasil dari perbuatan, Dia akan mengatakan, "Tidak mengharapkan buah/ hasil perbuatan 'atau' na phaleshu, '(na, artinya tidak). Untuk melibatkan diri dengan karma, pahamilah dengan baik bahwa hasil perbuatan akan mengikuti, tetapi tidak terikat atau tidak peduli dengan hasil perbuatan merupakan tanda kemurnian.
-BABA

No comments:

Post a Comment