Wednesday, October 24, 2012

Thought for the Day - 24th October 2012 (Wednesday)

Many often believe and state in the spirit of surrender: “I offer to You my body, my mind, my possessions, my all." This is incorrect and is a sign of ignorance. It concedes that you and God are distinct entities. God is not separate from you, for God is in all, everywhere, at all times. (Ishwarassarva-bhoothaanaam). How then can you or God be apart? To see God in everything, everywhere, at all times, is true surrender (Sharanaagathi). Repetition of mantras (holy formulae) and platform speeches on holy texts alone is not true devotion. The real devotee is one whose deeds are in accordance with the words of advice they utter. Devotion cannot tolerate in a devotee, the slightest trace of envy or jealousy. Make your daily life holy and pure. Render your life worth-while through service to man and service to society. That is the most important aspect of surrendering the self.

Orang-orang menganggap keadaan pasrah total sebagai berikut: “Aku mempersembahkan badanku, pikiranku, harta-bendaku, dan semuanya kepada-Mu.” Ini tidaklah benar dan merupakan tanda ketidaktahuan. Jika engkau meyakini hal tersebut, berarti engkau dan Tuhan adalah entitas yang berbeda. Tuhan tidak terpisah darimu, karena Tuhan ada dalam semuanya, di mana-mana, dan setiap saat. (Ishwarassarva-bhoothaanaam). Bagaimana kemudian engkau atau Tuhan menjadi terpisah? Melihat Tuhan dalam segala hal, di mana-mana, dan setiap saat, inilah yang disebut dengan pasrah total (Sharanaagathi). Hanya mengucapkan mantra dan menyampaikan isi kitab suci di podium/mimbar bukanlah merupakan pengabdian sejati. Devotee/bhakta sejati adalah mereka yang perbuatannya sesuai dengan apa yang diucapkannya. Bagi seorang bhakta, janganlah ada sedikitpun jejak iri atau cemburu. Buatlah hidupmu suci dan murni. Jadikanlah hidupmu bernilai melalui pelayanan kepada manusia dan pelayanan kepada masyarakat. Itulah aspek terpenting dari penyerahan diri.
-BABA

No comments:

Post a Comment