Monday, June 30, 2014

Thought for the Day - 30th June 2014 (Monday)

As a pilgrim, you are helped or handicapped by the antics of the mind. The mind has as its warp and woof, desire or thirst for something or the other, getting some gain or avoiding some loss. Desire arises from attachment, which is a consequence of delusion. Desire distorts and denigrates the mind, and keeps it incessantly agitated. No sheet of water can be calm when stones drop on it, and if there is a perpetual shower of desires, it will be pitifully restless. The bliss which emanates from the Soul (Atma) must be stored leveraging the reservoir of your mind (Buddhi). But, if the reservoir has many cracks and crevices (senses), bliss (Aananda) will be frittered away rendering the reservoir of mind dry. When the hunger of the senses is sought to be appeased, your mind becomes vacillating and wayward. Your mind’s legitimate role is to be the master of your senses, which are its servants.

Sebagai seorang peziarah, engkau dibantu atau dihalangi oleh kejenakaan pikiran. Pikiran memiliki kekacauan dan kekisruhannya, keinginan atau kehausan akan sesuatu atau yang lainnya, mendapatkan beberapa keuntungan atau menghindari beberapa kerugian. Keinginan muncul dari keterikatan, yang merupakan konsekuensi dari ilusi/khayalan. Keinginan mengubah dan mencemari pikiran, dan terus-menerus mengacaukannya. Air tidak akan tenang, ketika batu jatuh di atasnya, dan jika ada hujan keinginan yang terus-menerus, maka akan menjadi tidak tenang. Kebahagiaan yang memancar dari Jiwa (Atma) harus disimpan memanfaatkan gudang pikiranmu (Buddhi). Tetapi, jika gudang memiliki banyak celah dan retakan (indera), kebahagiaan (Aananda) akan menjauh pergi membuat gudang pikiran kering. Ketika keinginan indera menuntut pemenuhannya, pikiranmu menjadi terombang-ambing dan bimbang. Peran yang masuk akal dari pikiranmu adalah untuk menjadi master inderamu, yangmana indera merupakan pelayan-pelayannya. (Divine Discourse, 22 Jan 1982)

-BABA

No comments:

Post a Comment