Thursday, August 7, 2014

Thought for the Day - 7th August 2014 (Thursday)

No religion ever preached enmity amongst faiths. It is the narrow-mindedness in individuals that gives room for conflicts and differences. Truly speaking, there can be no scope for any such disputes. For example, the word ‘Islam’ means surrender and peace – signifying surrender to God, and a peaceful life with fellow beings. Two words in Quran are important – Salaat and Zakaat; Salaat means adoring God with steadfast devotion, Zakaat means charity to the needy and destitute, and helping fellow beings. Ancient Hindus lived with the motto, “May all the beings in all the worlds be happy” (Lokah Samastha Sukhino Bhavanthu) and “Help Ever, Hurt Never” (Paropakarayah punyaya, papaya para peedanam). Treating such aphorisms as their life breath, people of all religions lived with amity and harmony in the past. They considered truth, peace, love and forbearance as their very life breath.

Tidak ada agama yang mengajarkan permusuhan antar keyakinan. Ini adalah pikiran sempit pada individu yang memberikan ruang untuk konflik dan perbedaan. Sesungguhnya, tidak ada ruang untuk setiap perselisihan tersebut. Misalnya, kata 'Islam' berarti pasrah dan kedamaian - menandakan pasrah kepada Allah, dan hidup damai dengan sesama. Dua kata dalam Quran yang penting - sholat dan zakat; sholat berarti memuja Tuhan dengan penuh bhakti, zakat berarti beramal untuk sesama yang membutuhkan dan miskin, dan membantu sesama makhluk hidup. Hindu memiliki hidup dengan motto, "Semoga semua makhluk di dunia berbahagia" (Lokah Samastha Sukhino Bhavanthu) dan "Selalulah membantu, jangan pernah menyakiti" (Paropakarayah punyaya, pepaya para peedanam). Melaksanakan aforisme seperti itu adalah napas hidup mereka, orang-orang dari semua agama hidup dengan persahabatan dan harmoni di masa lalu. Mereka menganggap kebenaran, kedamaian, cinta-kasih, dan kesabaran sebagai nafas kehidupan mereka. (My Dear Students, Vol 2, Ch 16, Jul 23, 1989)

-BABA

No comments:

Post a Comment