Wednesday, October 7, 2015

Thought for the Day - 7th October 2015 (Wednesday)

Some clever people might have this doubt and raise a question: “Can we kill and injure in the name of the Lord, dedicating the act to Him?” Well, how can a person get the attitude of dedicating all activities to the Lord without at the same time being pure in thought, word, and deed? Love, equanimity, rectitude, nonviolence —these are the attendant virtues of the servant of the Lord. How can cruelty and callousness coexist with these virtues? To have selflessness, the spirit of self-sacrifice, and the spiritual eminence required for the dedicatory outlook, one must have first won the four characteristics of truth, peace, love and nonviolence (sathya, santhi, prema, ahimsa). Devoid of these four virtues no one can make any deed a worthy offering at His Feet.


Beberapa orang pintar mungkin memiliki keraguan ini dan memunculkan sebuah pertanyaan: “Dapatkah kita membunuh dan menyakiti atas nama Tuhan dan mempersembahkan perbuatan itu kepada-Nya?” Bagaimana seseorang dapat memiliki sikap dengan mempersembahkan semua perbuatan kepada Tuhan pada saat yang bersamaan tanpa memiliki kesucian dalam pikiran, perkataan, dan tindakan? Cinta kasih, ketenangan hati, ketulusan, tanpa kekerasan — inilah sifat-sifat baik yang menyertai para pelayan Tuhan. Bagaimana bisa kekejaman dan sifat tanpa perasaan dapat hidup berdampingan dengan sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh pelayan Tuhan? Memiliki sifat tidak mementingkan diri sendiri, semangat pengorbanan dan keutamaan spiritual sangat diperlukan untuk tujuan pelayanan, seseorang pertama harus bisa mendapatkan empat kualitas penting yaitu kebenaran, kedamaian, cinta kasih dan tanpa kekerasan (sathya, santhi, prema, dan ahimsa). Dengan tidak adanya keempat kualitas kebaikan ini maka tidak ada seorangpun yang dapat melakukan perbuatan yang layak bisa dipersembahkan kepada Tuhan. [Dharma Vahini, Ch 3]

-BABA

No comments:

Post a Comment