Monday, April 10, 2017

Thought for the Day - 7th April 2017 (Friday)

The Lord, it is said, punishes some and favours others. Let Me tell you, the Lord does neither. He is like the current in this electric wire. It rotates the fan and makes life comfortable; it operates the electric chair and makes a life shorter. It neither has the wish to allay the warmth nor it has eagerness to kill. God’s grace is like the wind. Roll up your sails, and the boat lies limp and lame; unfurl them, and the boat moves faster and further. A father gives his wealth to the son who respects his wishes and obeys his orders, not to the rebel son who flouts him. The Lord is the Father of all. If you are an asthika (one who accepts God’s existence and lives accordingly), then you will get the asthi (property). A person who is ignorant of their true interests, and is unaware of their own downfall, is not entrusted with their own property; a guardian has to take care of his affairs until he proves himself able to manage it with care.


Dikatakan bahwa Tuhan menghukum beberapa orang dan menyayangi yang lainnya. Aku akan mengatakan kepadamu bahwa Tuhan tidak seperti itu. Tuhan adalah seperti arus yang ada di dalam kabel listrik. Arus ini yang menggerakkan kipas dan membuat hidup menjadi nyaman; arus ini juga yang mengalirkan listrik pada kursi listrik dan membuat hidup seseorang pendek. Arus ini tidak memiliki harapan untuk menghilangkan kehangatan dan tidak juga memiliki hasrat untuk membunuh. Karunia Tuhan adalah seperti angin. Gulunglah layarmu maka perahu tidak akan dapat bergerak; bentangkan layarnya maka perahu akan bergerak dengan lebih cepat dan lebih maju. Seorang ayah memberikan kekayaannya pada putranya yang menghormati keinginannya dan mematuhi perintahnya, bukan pada putra yang memberontak dan mencemoohnya. Tuhan adalah ayah bagi semuanya. Jika engkau seorang asthika (seseorang yang menerima keberadaan Tuhan dan hidup sesuai dengan ketentuan itu), maka engkau akan mendapatkan asthi (kekayaan). Seseorang yang mengabaikan minatnya yang sejati dan tidak menyadari kejatuhannya sendiri adalah tidak dapat dipercayakan pada kekayaannya sendiri; seorang wali harus mengatur semua urusannya sampai ia membuktikan dirinya sendiri mampu untuk mengaturnya dengan baik. (Divine Discourse, Jan 25, 1963)

-BABA

No comments:

Post a Comment