Thursday, October 26, 2017

Thought for the Day - 26th October 2017 (Thursday)

The Lord will manifest Himself when the pillar is split with the sword of yearning. Hiranyakashipu did it and immediately the Lord appeared from within that pillar. The Lord did not hide in the pillar anticipating the contingency. He is everywhere; and so, He was there too. The lesson Hiranyakashipu learnt was that the deha-tatwa must be split if the dehi-tatwa must reveal itself. That is to say, the ‘I-am-body' consciousness must go, if the ‘I-am-embodied’ consciousness, must emerge. So long as you are in the dehi (I-am-embodied) consciousness, no pain or grief, pride or egoism can tarnish you. A small quantity of seawater kept separately in a bottle will smell foul in a few days. As long as it is in the sea, nothing affects it. Be in the sea, as part of it; do not individualise and separate yourself. Do not feel that you are the body (deha), separate from the Indweller (dehi).


Tuhan akan mewujudkan diri Beliau ketika pilarnya terbelah dengan pedang kerinduan. Hiranyakashipu melakukannya dan dengan segera Tuhan muncul dari dalam pilar itu. Tuhan tidak bersembunyi dalam pilar mengantisipasi hal yang tidak terduga. Tuhan ada dimana-mana; dan Tuhan juga ada di dalam pilar itu. Hikmah yang didapat oleh Hiranyakashipu adalah bahwa deha-tatwa harus dibelah jika dehi-tatwa harus mengungkapkan kualitasnya sendiri. Itulah dikatakan, bahwa kesadaran ‘aku adalah badan' harus hilang, jika kesadaran ‘aku adalah yang bersemayam dalam diri’, harus muncul. Selama engkau ada dalam kesadaran dehi (aku adalah yang bersemayam dalam diri), tidak ada rasa sakit atau duka cita, kesombongan atau egoisme yang dapat menodaimu. Sejumlah kecil air laut yang tersimpan secara terpisah dalam botol akan berbau dalam beberapa hari. Selama air itu tetap berada di dalam laut, tidak ada yang dapat mempengaruhinya. Tetaplah berada dalam lautan dan sebagai bagian dari lautan; jangan menjadi perseorangan dan memisahkan dirimu sendiri. Jangan merasa bahwa engkau adalah badan (deha), terpisah dari yang bersemayam dalam diri (dehi). (Divine Discourse, Jan 29, 1965)

-BABA

No comments:

Post a Comment