Saturday, May 23, 2020

Thought for the Day - 23rd May 2020 (Saturday)

The month of Ramzan is dedicated to the holy task of remembering and practicing the teachings of Hazrat Muhammad to attain that stage of unity and purity which is truly Divine. Islam gives importance to the Moon which regulates the months. With the darshan (sighting) of the New Moon, Ramzan fast begins and when the New Moon is seen again, the fast ends. 'Fast' is not merely desisting from food and drink, it is subjecting the body, senses and mind to rigorous discipline. Fast begins at sunrise and is broken only after sunset. Waking early at four, prayer begins, and throughout the day, constant presence of God is sought to be experienced. This is the meaning of Upavasa (fast). During the Ramzan month, rivalry is avoided, hatred is suspended, and all follow the same spiritual regimen with an atmosphere of brotherhood. The Quran emphasises that all should cultivate the sense of unity, of interdependence, of selfless love and of the immanence of the Divine. 


Bulan Ramadhan didedikasikan pada tugas suci dalam mengingat dan menjalankan ajaran Nabi Muhammad untuk mencapai tahapan kesatuan dan kesucian yang mana merupakan Tuhan yang sesungguhnya. Islam memberikan perhatian tentang pentingnya planet Bulan yang mengatur setiap bulannya. Dengan darshan (penglihatan) dari Bulan baru, puasa Ramadhan dimulai dan ketika Bulan baru dilihat kembali puasa selesai. 'Puasa' tidak hanya melulu pada berhenti makan dan minum, ini adalah tentang menundukkan tubuh, indera dan pikiran dengan disiplin yang ketat. Puasa dimulai saat matahari terbit dan dibuka hanya setelah matahari terbenam. Bangun pagi lebih awal di jam empat pagi, doa dimulai dan selama sepanjang hari kehadiran Tuhan secara terus menerus dicari untuk dapat dialami. Ini adalah makna dari Upavasa (puasa). Selama bulan Ramadhan, persaingan dihindari, kebencian ditangguhkan dan semua mengikuti aturan hidup yang sama dalam suasana persaudaraan. Al-Quran menekankan bahwa semua seharusnya meningkatkan rasa persatuan, saling ketergantungan, kasih yang tanpa pamrih dan Tuhan yang bersemayam di dalam diri. (Divine Discourse, Jul 12, 1983)

-BABA

No comments:

Post a Comment