Saturday, January 20, 2024

Thought for the Day - 9th January 2024 (Tuesday)

First, practise the attitude of “I am Yours”. Let the wave discover and acknowledge that it belongs to the sea. This first step is not as easy as it looks. The wave takes a long time to recognise that the vast sea beneath it gives it its existence. Its ego is so powerful that it will not permit it to be so humble, as to bend before the sea. “I am Yours; You are the Master. I am a servant; You are sovereign. I am bound.” This mental attitude will tame the ego. Make every activity worthwhile. This is the religious outlook named marjala-kishora — the attitude of the kitten to its mother, mewing plaintively for succour and sustenance, removing all trace of the ego. The next step is: “You are mine,” where the wave demands the support of the sea as its right. The Lord has to take the responsibility of guarding and guiding the individual. The individual is important and worthy to be saved, and the Lord is bound to fulfil the need of the devotee. Surdas said, “You are mine; I will not leave You; I shall imprison You in my heart; you shall not escape.” The next stage is: “You are I” — I am but the image and You are the Reality. I have no separate individuality; there is no duality. All is One. Duality is but a delusion.


- Divine Discourse, Sep 08, 1963.

The Lord rushes toward the devotee way faster than the devotee rushing toward Him.



Pertama, praktekkan sikap “hamba adalah milik-Mu”. Biarkan ombak itu sendiri menyadari dan mengakui bahwa dirinya adalah milik dari lautan. Langkah pertama adalah tidak mudah seperti kelihatannya. Ombak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui bahwa lautan yang luas dibawahnya yang memberikan keberadannya. Ego dari ombak adalah begitu sangat kuat yang mana tidak mengijinkan dirinya untuk menjadi rendah hati, hingga membungkuk di depan lautan. “hamba adalah milik-Mu; Engkau adalah tuan. Hamba hanyalah pelayan; Engkau adalah penguasa. Hamba terikat.” Sikap batin seperti ini akan menjinakkan ego. Buatlah setiap aktifitas menjadi bermanfaat. Ini adalah pandangan agama yang disebut dengan marjala-kishora — sikap anak kucing kepada ibunya, mengeong dengan sedih meminta pertolongan dan makanan, menghilangkan semua jejak ego. Langkah berikutnya adalah: “Engkau adalah milikku,” dimana ombak meminta dukungan lautan sebagai haknya. Tuhan harus mengambil tanggung jawab untuk menjaga dan membimbing individu. Individu adalah penting dan berharga untuk diselamatkan, dan Tuhan terikat untuk memenuhi kebutuhan dari bhakta. Surdas berkata, “Engkau adalah milik hamba; hamba tidak akan meninggalkan-Mu; hamba akan menempatkan-Mu di dalam hatiku; Engkau tidak akan bisa melarikan diri.” Langkah berikutnya adalah: “Dirimu adalah diriku” — hamba hanyalah gambar dan diri-Mu adalah kenyataan itu. Hamba bukanlah individu terpisah; tidak ada dualitas. Semuanya adalah Satu. Dualitas hanyalah sebuah khayalan.


- Divine Discourse, Sep 08, 1963.

Tuhan akan bergegas menuju bhakta lebih cepat daripada bhakta bergegas menuju Tuhan.

No comments:

Post a Comment