Service, in all its forms, wherever undertaken, is essentially spiritual discipline; a form of mental clean-up. If one does not consider service thus, the urge to serve is bound to ebb and grow dry, or it may meander into pride and pomp. Just think for a moment - are you serving God or is God serving you? When you offer milk to a hungry child, or a blanket to a shivering brother on the pavement, you are but placing a gift of God, into the hands of another gift of God! You are reposing the gift of God in a repository of the Divine Principle! Always remember - God serves! And He allows you to claim that you have served! Without His will, not even a single blade of grass can quiver in the breeze. Fill every moment with gratitude to the Giver and the Recipient of all gifts!
Pelayanan, dalam segala bentuk, dimanapun dilakukan, adalah disiplin spiritual yang utama; merupakan suatu bentuk pembersihan mental. Jika seseorang tidak menganggap pelayanan seperti itu, dorongan untuk melayani akan surut dan tumbuh kering, atau mungkin menuju ke arah kesombongan dan kemegahan semata. Coba pikirkanlah sejenak - apakah engkau melayani Tuhan atau Tuhan melayanimu? Bila engkau memberikan susu pada anak yang kelaparan, atau memberikan selimut pada seseorang yang menggigil kedinginan di jalanan, engkau tidak lain menempatkan karunia Tuhan ke tangan orang lain! Engkau meletakkan karunia Tuhan dalam repositori dari Prinsip Ilahi! Engkau hendaknya mengingat bahwa Tuhan-lah yang melayani, dan Beliau-lah yang memungkinkanmu untuk menyatakan bahwa engkau-lah yang telah melayani! Tanpa kehendak-Nya, bahkan sehelai rumput-pun tidak bisa bergerak tertiup angin. Isilah setiap saat dengan bersyukur kepada Sang Pemberi dan Sang Penerima semua hadiah!
-BABA
No comments:
Post a Comment