Friday, November 16, 2012

Thought for the Day - 15th & 16th November 2012



Date: Thursday, November 15, 2012

Step by step, you reach the end of the road. One act followed by another leads to a good habit. Listening over and over again, you get prodded into action. Resolve to act, to mix only in good company, to read only elevating books and to form the habit of remembering the Lord's name (Naamasmarana), then ignorance will vanish automatically. The Divine Bliss that will well up within you by the contemplation of the lord who is Bliss Personified, will drive out all grief and worry. Move forward towards the Light and the shadow falls behind; move away from it and you have to follow your own shadow. Go every moment one step nearer to the Lord and then maya (illusion) which is the shadow will fall back and will not delude you at all.

Langkah demi langkah, engkau mencapai perjalanan terakhir. Satu tindakan diikuti dengan tindakan yang lainnya mengarah pada kebiasaan yang baik. Dengarkanlah berulang-ulang kali, maka engkau akan didorong ke dalam suatu tindakan. Engkau hendaknya menetapkan tindakanmu, hanya melakukan pergaulan yang baik, hanya untuk membaca buku-buku yang dapat meningkatkan kualitasmu dan membentuk kebiasaan mengingat nama Tuhan (Naamasmarana), maka secara otomatis kebodohan akan lenyap. Divine Bliss (kebahagiaan sejati dari Tuhan) yang memancar dari dalam dirimu dengan merenungkan Tuhan, akan bisa mengusir semua kesedihan dan kekhawatiran. Jika engkau bergerak menuju cahaya maka bayangan akan jatuh di belakang; jika engkau menjauh dari cahaya maka engkau mengikuti bayanganmu sendiri. Jika setiap saat engkau satu langkah lebih dekat pada Tuhan maka maya (ilusi) yang merupakan bayangan akan jatuh di belakang dan tidak akan mampu memperdaya-mu.
-BABA

Date: Friday, November 16, 2012

The basic cause for the occurrence of feelings like hatred, jealousy and anger is body consciousness. As long as body consciousness remains, the body will be subject to these types of feelings. For instance, all experiences derived through the senses and the mind occurs only during the waking state. When you go to sleep none of these experiences are present. The experiences in the dream state are real as long as the dream lasts. The experiences in the waking state are real in that state. The Reality or Truth, is the ‘I’ that remains in all the states. Over the ages, by identifying the ‘I’ with the body, its true nature has been grossly underrated. The truth is, this ‘I’ is subtle and incomparable. It is beyond change. This is the characteristic of Divinity. You must be aware of this and make efforts to recognise this inherent Divinity.

Penyebab dasar terjadinya perasaan seperti kebencian, iri hati, dan kemarahan adalah kesadaran badan. Selama masih ada kesadaran badan, maka badan akan tunduk pada perasaan-perasaan seperti itu. Sebagai contoh, semua pengalaman yang diperoleh melalui indera dan pikiran terjadi hanya selama dalam keadaan sadar. Ketika engkau tidur tidak satupun dari pengalaman itu akan muncul. Apa yang engkau alami dalam mimpi, hanya nyata, selama mimpi tersebut berlangsung, sementara apa yang engkau alami dalam keadaan sadar, adalah nyata pada keadaan tersebut. Realitas atau Kebenaran, adalah 'Aku' yang tetap ada pada semua keadaan. Selama bertahun-tahun, dengan mengidentifikasi 'Aku' dengan badan, sifat sejati yang sesungguhnya telah direndahkan. Yang benar adalah, bahwa 'Aku' halus dan tiada bandingannya, tidak akan mengalami perubahan. Inilah karakteristik dari Divinity. Engkau harus menyadari hal ini dan membuat upaya untuk mengenali Divinity yang inherent (melekat) dalam dirimu.
-BABA

No comments:

Post a Comment