Monday, July 15, 2013

Thought for the Day 12th July - 15th July 2013

Date: Friday, July 12, 2013

This Asthipanjaram (skeletal cage or body) is the Hasthinapuram, where we have the blind king, Dhritharaashtra, the symbol of ignorance as well as Yudhishthira, the symbol of wisdom. Let the forces of Yudhishthira win, with the help of Shri Krishna, the Lord. Let the tongue that is accustomed to the bitterness of the neem fruit of worldly triumphs and disasters taste the honey of Namasmarana (Remembering the Lord’s Name). Experiment with this for some time sincerely and steadfastly and you will be surprised at the result! You can feel a significant improvement in peace and stability in you and around you. Learn this easy lesson, get yourself immersed in joy and let others also share that joy with you.

Asthipanjaram ini (badan jasmani) adalah Hasthinapuram, di mana kita memiliki raja yang buta, yaitu Dhritharaashtra, simbol kebodohan, serta Yudhistira, sebagai simbol kebijaksanaan. Kekuatan Yudhistira menang, dengan bantuan Tuhan sendiri, Shri Krishna. Biarlah lidah yang terbiasa dengan kepahitan buah neem dari kemenangan duniawi dan bencana mencicipi madu Namasmarana (Mengingat Nama Tuhan). Eksperimen dengan ini untuk beberapa waktu dengan tulus dan tabah, maka engkau akan terkejut melihat hasilnya! Engkau dapat merasakan peningkatan yang signifikan dalam kedamaian dan stabilitas pada dirimu dan sekitar-mu. Pelajarilah pelajaran yang mudah ini, dan engkau akan mendapatkan dirimu tenggelam dalam sukacita dan membiarkan orang lain juga berbagi kebahagiaan denganmu.


-BABA
Date: Saturday, July 13, 2013

The last day of a Saptaha (seven-day discourse) is called Samaapthi. That word means, according to most people, the final function; but it has a more profound meaning too. Samaapthi means the attainment (Aapthi) of the Samam (Divine or Brahman). That is the final fruit of Shravana, Manana and Nidhidhyasana (Listening, Recapitulation and Assimilation) of key spiritual truths and lessons from discourses. In the worldly sense, it means the conclusion of a period of time. In the spiritual sense, it means transcending time! The lesson that all spiritual discourses wish to convey is that you must give up your pursuit of sensory objects, if you seek lasting peace and joy. Material wealth brings along with it, not only joy but grief as well. Accumulation of riches, multiplication of wants will lead only to alternation between joy and grief. Attachment is the root of both joy and grief. Detachment is the saviour.

Hari terakhir dari Saptaha (wacana tujuh hari) disebut Samaapthi, yang menurut sebagian orang berarti fungsi akhir, tetapi juga memiliki makna yang lebih mendalam. Samaapthi berarti pencapaian (Aapthi) dari Samam (Ilahi atau Brahman). Itu adalah buah akhir dari Shravana, Manana, dan Nidhidhyasana (mendengar, rekapitulasi, dan asimilasi) dari kunci kebenaran spiritual dan belajar dari wacana-wacana. Secara duniawi, ini berarti kesimpulan dari periode waktu. Secara spiritual, ini berarti melampaui waktu! Jika engkau menginginkan kedamaian dan sukacita abadi, maka engkau hendaknya meninggalkan pengejaran pada benda-benda duniawi. Inilah yang diharapkan dari mempelajari wacana-wacana spiritual. Kekayaan materi tidak saja membawa sukacita tetapi juga penderitaan. Akumulasi kekayaan, keinginan yang berlipat ganda, tidak hanya akan membawa sukacita dan kesedihan. Kemelekatan adalah akar dari keduanya yaitu sukacita dan penderitaan. Tanpa kemelekatan adalah sang penyelamat.

-BABA
Date: Sunday, July 14, 2013

The whole world is very agitated and full of discontent, anxiety and fear; filled with petty faction and hatred. In order to calm and silence it, you must have enthusiasm and courage. When defeat and disappointment stare you in the face, you must not give way to weakness or despondency. Never condemn yourself as inferior or useless. Analyze the defeat and find out the reasons in order to avoid it the next time. You are not zeroes, you must become Heroes! You should have the muscles of iron and nerves of steel. Then your resolution itself will generate the necessary confidence and you will win over the opposition. For the crop of life, courage and confidence are the best pesticides and manure. Be like lions in the spiritual field, rule over the forest of senses and roam fearlessly with full faith in victory.

Seluruh dunia mengalami kekacauan dan penuh dengan ketidakpuasan, kecemasan dan ketakutan; dunia dipenuhi dengan perselisihan dan kebencian. Untuk meredakan dan menenangkan hal tersebut, engkau harus memiliki antusiasme dan keberanian. Ketika kekalahan dan kekecewaan ada dihadapanmu, engkau seharusnya tidak memberi jalan kepada kelemahan atau putus asa. Janganlah menyalahkan dirimu sendiri sebagai orang yang rendah atau tidak berguna. Engkau hendaknya menganalisis kekalahan dan mencari tahu alasannya untuk menghindarinya pada waktu berikutnya. Engkau bukan nol, engkau harus menjadi Pahlawan! Engkau harus memiliki otot-otot besi dan saraf baja. Kemudian resolusi itu sendiri akan menghasilkan kepercayaan yang diperlukan dan engkau akan memenangkan perlawanan ini. Agar tanaman bisa hidup, keberanian dan kepercayaan diri merupakan pestisida dan pupuk yang terbaik. Engkau hendaknya menjadi seperti singa di bidang spiritual, mengendalikan hutan dan berkeliaran tanpa rasa takut dengan penuh keyakinan dalam kemenangan.

-BABA
Date: Monday, July 15, 2013

A thirsty passenger asked the water carrier at an up-country railway station in India whether the leather bag in which they were serving water was clean. The reply the passenger received was, “As regards cleanliness, all I can say is that the bag which contains the water is cleaner than the bag which takes it in!” This statement conveys an important lesson. You must care more for the cleanliness of your mind and intellect than that of the external body. Instead of criticising others and finding fault with the actions of others, subject yourself to vigilant scrutiny. Understand your motives and actions in a deep manner and invest time in correcting your own faults. Do not be like the dancer who blamed the drummer for the wrong steps.

Seorang penumpang yang kehausan menanyakan pada si pembawa air di sebuah stasiun kereta api di daerah perkampungan di India apakah tas kulit yang digunakan untuk membawa air tersebut sudah bersih? Balasan yang diterima si penumpang  adalah, "Perihal kebersihan, saya bisa mengatakan bahwa tas yang berisi air lebih bersih daripada tas yang dibawa masuk!" Pernyataan ini menyampaikan sebuah pelajaran penting. Engkau harus lebih memperhatikan kemurnian pikiran dan kecerdasan dibandingkan dengan badan eksternal. Daripada mengeritik orang lain dan menemukan kesalahannya, engkau hendaknya mengawasi dan mengendalikan dirimu sendiri. Pahamilah motif dan tindakan secara mendalam dan investasikan waktu dalam memperbaiki kesalahanmu sendiri. Janganlah berkelakuan seperti sang penari yang menyalahkan pemain drum pada saat melakukan langkah-langkah yang salah dalam menari.

-BABA

No comments:

Post a Comment