Date: Sunday, March 02, 2014
If you throw a pebble in a pond, a small ripple originates and spreads until the end of the river. You may or may not be able to see, but the ripple starts right at the point where the stone meets the water. Similarly, in the lake of your mind, when you throw a stone of thought, ripples of thought waves start spreading throughout your body. The same ripple reflects in your eyes, brain, ears, heart and also in your hands and legs. Hence you must be very careful with the kind of thoughts that you permit to pervade your personality. When you get pure thoughts, all your senses will be purified by it. However, if you get bad thoughts, your senses will be perverted and this will quickly spread to your eyes, heart, hand and brain. Always have pure thoughts. If you do so, your body, senses and actions will be purified.
Jika engkau melemparkan kerikil ke kolam, sebuah riak kecil berasal dari kerikil tersebut dan menyebar sampai batas akhir kolam. Engkau mungkin tidak dapat melihatnya, namun riak dimulai tepat pada titik di mana batu kerikil bertemu air. Demikian pula, di dalam danau pikiranmu, ketika engkau melemparkan batu pikiran, riak gelombang pikiran mulai menyebar ke seluruh tubuhmu. Riak yang sama memantul di mata, otak, telinga, jantung dan juga di tangan dan kakimu. Oleh karena itu engkau harus berhati-hati dengan jenis pikiran yang engkau izinkan untuk menyerap ke dalam kepribadianmu. Ketika engkau mendapatkan pikiran yang murni, semua inderamu akan dimurnikan. Namun, jika engkau mendapatkan pikiran yang buruk, inderamu akan ternodai dan ini akan cepat menyebar ke mata, hati, tangan dan otak. Selalulah memiliki pikiran yang murni. Jika engkau melakukannya, tubuh, indera, dan tindakanmu akan dimurnikan. (“My Dear Students”, Vol 2, Apr 10, 2000.)
-BABA
Date: Monday, March 03, 2014
Meditation is not merging the form in your mind. It is merging your mind with the Form, so that the mind doesn’t exist. There are three stages in this process – The Ooha (imagining the Form), Bhava (experiencing the Divine) and finally Sakshatkara (Realization). In the initial stages, the devotee imagines one’s favourite Divine Form, as they have seen before. Over time, the image vanishes in the mind and they begin experiencing the Form. This process takes longer and slowly, the devotee starts experiencing the Lord from the toe to the head. The impressions last longer and grow deeper and gradually, the image of the Lord that is firmly implanted becomes an inner reality. While the imagining stage gives only momentary joy, the experiencing stage results in complete identification of the seeker with the Lord. Thus, over time, awareness of the Divine results in oneness with the Divine (Brahmavid Brahmaiva Bhavathi).
Meditasi bukanlah menyatukan suatu Wujud (Tuhan) ke dalam pikiranmu, namun menyatukan pikiranmu dengan Wujud (Tuhan), sehingga pikiranmu menjadi tidak ada. Ada tiga tahapan dalam proses ini - Ooha (membayangkan Wujud Tuhan), Bhava (mengalami) dan akhirnya Sakshatkara (Realisasi). Pada tahap awal, bhakta membayangkan salah satu Wujud Tuhan yang paling disukai, karena mereka telah melihatnya sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, Wujud Tuhan hilang dalam pikiran dan mereka mulai mengalami Wujud Tuhan tersebut. Proses ini memakan waktu lama dan perlahan-lahan, bhakta mulai mengalami Tuhan dari ujung kaki ke kepala. Pada tahapan ini, Wujud Tuhan bertahan lebih lama dan tumbuh lebih dalam dan secara bertahap, Wujud Tuhan benar-benar tertanam menjadi realitas batin. Walaupun pada tahap membayangkan hanya memberikan kebahagiaan sesaat, pada tahap mengalami, memberikan identifikasi lengkap pada pencari spiritual dengan Tuhan. Dengan demikian, dari waktu ke waktu, kesadaran pada Tuhan akan menghasilkan kesatuan dengan Tuhan (Brahmavid Brahmaiva Bhavathi). (“My Dear Students”, Vol 2, Chapter 5, Mar 11, 1984.)
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment