"Maam anusmara - With Me in memory ever,” said Lord Krishna! In your daily life, do not distinguish one task as bhajan, another as bhojan (eating), and the third as pujan (worship of God) - all acts are offering to the Divine. The food you partake is given by Him and digested by Him, so that it yields strength to do His work. Each moment is worthwhile, for He gives it, He uses it, He fills it, He fashions it, and He fulfils it. When He is fully suffused in your every breath, you can achieve the sovereign task of merging in Him. You have that might within you; The Divine cannot be gained by the weak. The remembrance can become permanently established only when you are free from the shackles of spite and envy. Be An-asuya - without the trace of pride or envy, malice or hate, egoism or conceit. The Lord permanently resides in the heart kept assiduously clean.
"Maam anusmara - simpanlah Aku selalu dalam memorimu, "kata Sri Krishna! Dalam kehidupan sehari-hari, janganlah engkau membedakan satu tugas sebagai bhajan, yang lain sebagai Bhojan (makan), dan yang ketiga sebagai pujan (memuja Tuhan) - semua tindakan hendaknya merupakan persembahan kepada Tuhan. Makanan yang engkau makan diberikan oleh-Nya dan dicerna oleh-Nya, sehingga menghasilkan kekuatan untuk melakukan pekerjaan-Nya. Setiap saat adalah berharga, karena Beliau yang memberikan, Beliau yang menggunakannya, Beliau yang mengisinya, Beliau yang menciptakan, dan Beliau yang menyempurnakannya. Ketika Beliau sepenuhnya ada di setiap tarikan napasmu, engkau dapat mencapai penyatuan dengan-Nya. Engkau memiliki kekuatan dalam dirimu; Ilahi tidak dapat dicapai dengan kelemahan. Ingatan/memori dapat menjadi permanen hanya ketika engkau bebas dari belenggu dendam dan iri hati. Jadilah An-asuya - bebas dari jejak kebanggaan atau iri, dengki atau benci, egoisme atau kesombongan. Tuhan secara permanen berada di dalam hati yang senantiasa murni dan bersih. (Divine Discourse, June 9, 1970)
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment