Generally people get drawn to sense objects, for they are victims of instincts. And instincts come along with the body and aren’t derived by any training. The infant seeks milk from the mother, no training is needed for this. However for the infant to walk and talk, some training is necessary, because these actions are not automatic but are socially prompted, by example and by imitation of others. Training is essential even for the proper pursuit of sense pleasure, for it is the wild and untrained search for such pleasure that promotes anger, hatred, envy, malice, and conceit. To train the senses along salutary lines and to hold them under control, certain good disciplines like repetition of the name, meditation, fasts, worship at dawn and dusk, etc. are essential. When one is asked to do such spiritual acts, one has no inner prompting at all. Still, one shouldn’t give up in despair. No one has a taste for such practices from the very beginning, but constant practice creates the zest.
Umumnya orang-orang bisa tertarik untuk merasakan suatu objek, karena mereka memiliki naluri. Dan naluri datang bersamaan dengan badan jasmani ini dan tidak diperoleh melalui pelatihan. Bayi mencari susu dari ibunya, tidak ada pelatihan yang diperlukan untuk ini. Namun untuk berjalan dan berbicara, beberapa pelatihan diperlukan, karena tindakan ini tidak otomatis namun merupakan dorongan sosial, dengan contoh dan dengan meniru orang lain. Pelatihan sangat penting bahkan untuk mencari kesenangan duniawi, karena pencarian yang sembarangan dan tidak terlatih dapat meningkatkan kemarahan, kebencian, iri hati, kedengkian, dan kesombongan. Untuk melatih indra sepanjang garis yang bermanfaat dan untuk menahannya tetap berada di bawah kontrol, disiplin ilmu tertentu yang baik seperti pengulangan nama Tuhan, meditasi, puasa, ibadah saat fajar dan senja, dll sangat penting. Ketika seseorang diminta untuk melakukan tindakan spiritual seperti itu, seseorang sama sekali tidak memiliki dorongan. Namun, orang tidak boleh menyerah dalam keputusasaan. Tidak ada seorang pun yang memiliki rasa untuk praktik-praktik tersebut dari awal, tapi praktik yang terus menerus menciptakan semangat tersebut. (Bhagavatha Vahini, Ch 1, “The Bhagavatha”)
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment