Yaga (ritualistic sacrificial prayers) is prescribed by the Karma Kanda (the parts that expound on actions or Karma as a spiritual path) of the Vedas. It is for sanctifying time and fulfilling the goal of human birth. The practice of renunciation and dedication through the rite of the yaga promotes worldly happiness as well as spiritual progress. It fosters charity and social cohesion. The ritual sacrifices pleases the deities presiding over the forces of Nature and so brings down rain, which helps growing crops, and increases food for man and beast. Activity that is divorced from spiritual goals, and devoid of reverence and humility, leads to conceit and authoritarianism. It makes one arrogant and cruel; but the sages of India laid down that all activity has to be done as a yaga, as offerings for the glory of God, in an atmosphere of thankfulness and awe, of humility and holiness. The goal of all activity was idealised as the happiness and peace of all living beings.
Yaga (ritual pengorbanan) diresepkan oleh Karma Kanda (bagian-bagian yang menjelaskan tentang tindakan atau Karma sebagai jalan spiritual) dari Weda. Ini bertujuan untuk menyucikan waktu dan memenuhi tujuan kelahiran manusia. Praktik melepaskan kehidupan duniawi dan pengabdian melalui ritual yaga meningkatkan kebahagiaan duniawi serta kemajuan spiritual. Ini mendorong amal dan kohesi sosial. Ritual pengorbanan menyenangkan para dewa mengendalikan Alam, dan membawa turun hujan, yang membantu tanaman tumbuh, dan meningkatkan makanan untuk manusia dan binatang. Kegiatan yang memisahkan dari tujuan spiritual, dan tanpa memperhatikan rasa hormat dan kerendahan hati, menyebabkan kesombongan dan otoritarianisme. Ini membuat orang sombong dan kejam; tetapi para bijak India telah menetapkan bahwa semua aktivitas harus dilakukan sebagai yaga, persembahan bagi kemuliaan Tuhan, dalam suasana syukur dan kekaguman, kerendahan hati dan kesucian. Tujuan dari semua aktivitas adalah untuk kebahagiaan dan kedamaian semua makhluk hidup.
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment