Wednesday, May 13, 2015

Thought for the Day - 13th May 2015 (Wednesday)

Twenty hammer strokes might not succeed in breaking a stone, but the twenty-first stroke might break it. Does this mean that the twenty blows were of no avail? No. The final success was a result of the cumulative effect of all the strokes. Your mind is constantly engaged in a struggle with the world, both internal and external. Needless to say, you may not succeed always. But by immersing yourself in good work and saturating your mind with the love of God, you will attain everlasting bliss. When your mind dwells on the Lord, you will be drawn only toward good deeds automatically. The object of all spiritual practices is to destroy the mind, and some day, just as the twenty-first blow broke the stone, one good deed will succeed in destroying your mind. So no good deed is a waste, every little act counts. Infuse every moment of life with love. Then evil tendencies dare not hamper your path.


Dua puluh pukulan tidak berhasil untuk memecahkan batu, namun pukulan yang ke dua puluh satu mampu memecahkan batu itu. Apakah ini berarti bahwa dua puluh pukulan awal adalah sia-sia? Tidak, keberhasilan yang akhirnya diraih adalah hasil dari kumpulan dari semua pukulan. Pikiranmu adalah selalu terlibat dalam sebuah perjuangan dengan dunia, baik bersifat ke dalam maupun ke luar. Tiada gunanya dikatakan, engkau mungkin tidak selalu berhasil. Namun dengan membenamkan dirimu sendiri ke dalam pekerjaan yang baik dan memenuhi pikiranmu dengan kasih Tuhan, engkau akan mendapatkan kebahagiaan selamanya. Ketika pikiranmu terpatri kepada Tuhan, maka engkau hanya akan ditarik secara otomatis pada perbuatan-perbuatan yang baik saja. Objek dari semua latihan spiritual adalah untuk menghancurkan pikiran dan pada suatu hari nanti, sama seperti halnya dua puluh satu pukulan dapat memecahkan batu itu, satu perbuatan baik akan berhasil menghancurkan pikiranmu. Jadi, perbuatan yang tidak baik adalah tidak ada gunanya, setiap tindakan kecil tetap dihitung. Tuangkan setiap saat di dalam kehidupan dengan kasih. Kemudian kecendrungan jahat tidak berani menghambat perjalananmu. (Prema Vahini, Ch 28)

-BABA

No comments:

Post a Comment