Friday, July 3, 2015

Thought for the Day - 3rd July 2015 (Friday)


In this world, there is no penance higher than fortitude, no happiness greater than contentment, no good deed holier than mercy, and no weapon more effective than patience. Devotees should consider the body as the field and good deeds as seeds. Then with the help of the heart as the farmer, cultivate the name of the Lord to reap the harvest - the Lord Himself. Like cream in milk and fire in fuel, the Lord is in everything. Have full faith in this. As is the milk, so is the cream; so also, as is the spiritual discipline, so is the direct experience (sakshatkara) of the Lord! As a consequence of taking up the Lord’s name, four distinct fruits will be experienced by sincere seekers. They are: company of the noble, truth, contentment and control of the senses. Through whichever of these gates one enters, whether one is a householder, recluse, or a member of any other class, one can reach the Lord without fail. This is certain.


Di dunia ini, tidak ada jalan penebusan dosa yang lebih tinggi daripada ketabahan, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada rasa syukur, tidak ada perbuatan baik yang lebuh suci daripada kemurahan hati, dan tidak ada senjata yang lebih efektif daripada kesabaran. Para bhakta seharusnya menganggap bahwa badan fisik adalah sebagai ladang dan perbuatan baik sebagai benihnya. Kemudian dengan bantuan hati sebagai petaninya, untuk meningkatkan nama Tuhan sebagai hasil panen - Tuhan itu sendiri. Sama halnya dengan krim yang ada di dalam susu dan api yang di dalam bahan bakar, Tuhan ada di dalam segalanya. Milikilah keyakinan yang penuh akan hal ini. Sebagaimana susunya maka seperti itulah krimnya; begitu juga sebagaimana disiplin spiritual, maka begitulah pengalaman langsung (sakshatkara) pada Tuhan! Sebagai hasil dengan mempraktikkan nama Tuhan maka empat hasil yang nyata akan dialami oleh pencari Tuhan yang tulus. Keempat hasil nyata itu adalah: pergaulan dengan yang mulia, kebenaran, kepuasan hati, dan pengendalian indria. Melalui pintu manapun seseorang masuki, apakah sebagai berumah tangga, pertapa, atau anggota dari sebuah golongan, seseorang dapat mencapai Tuhan dengan pasti. Inilah sebuah kepastian. (Prema Vahini, Ch 60)

-BABA

No comments:

Post a Comment