Monday, September 28, 2015

Thought for the Day - 27th September 2015 (Sunday)

No other person can bind you; you do it yourself! You choose to become bound, straying away from the righteous (dharmic) path. If faith in God’s omnipresence is deep-rooted, you would become aware that He is within you and you will choose to be free. For that faith to grow, you must grasp the Divine (Atmic) bliss firmly. The reality of the Divinity (Atma) is the bedrock, that is the incontrovertible wisdom (nishchitha-jnana). Without that foundation, you will easily become the target of doubt, despair, and delusion. Therefore, first endeavour to be free. That is to say, as a prerequisite to successful living, cultivate faith in righteousness (dharma) as the core of your personality, and then learn and practise the discipline necessary to reach down to that core. When you acquire that qualification, you can engage fully in worldly activities, following the prescribed right conduct (dharma). Thus you transform yourself to be a moral individual (dharma-purusha).


Tidak ada satu orangpun yang dapat mengikatmu; engkau sendirilah yang mengikat dirimu sendiri! Engkau memilih untuk menjadi terikat, tersesat dari jalan kebenaran (dharmic). Jika keyakinan akan Tuhan yang hadir dimana-mana sangat mengakar dengan kuat maka engkau akan menjadi sadar bahwa Tuhan bersemayam di dalam dirimu dan engkau akan memilih untuk menjadi bebas. Agar keyakinan itu bisa tumbuh maka engkau harus memegang kebahagiaan illahi dengan mantap. Kenyataan dari keillahian (Atma) adalah batuan dasar yang merupakan kebijaksanaan tidak dapat dipertentangkan (nishchitha-jnana). Tanpa adanya dasar ini maka engkau akan dengan mudah menjadi sasaran dari keraguan, putus asa, dan khayalan. Maka dari itu, pertama berusahalah untuk menjadi bebas. Itulah yang dikatakan sebagai prasyarat untuk hidup yang sukses dan tingkatkanlah keyakinan pada kebajikan (dharma) sebagai inti dari kepribadianmu dan kemudian belajarlah dan jalankan disiplin yang dibutuhkan untuk mencapai pada inti tersebut. Ketika engkau sudah bisa mendapatkan kemampuan itu maka engkau sepenuhnya dapat terlibat dalam kegiatan harian di dunia dan mengikuti ketentuan dari kebajikan (dharma). Jadi engkau merubah dirimu sendiri sebagai seseorang yang bermoral (dharma-purusha). (Dharma Vahini, Ch 2)

-BABA

No comments:

Post a Comment