Sunday, December 13, 2015

Thought for the Day - 13th December 2015 (Sunday)

To fix your mind on God, activities must be controlled. To successfully control them, you should overcome the handicaps of the gunas - satwa, rajas, and tamas. When these forces of natural impulse predominate and try to direct along their channels, you must pray to God to negate their pull. That is the first duty of a good devotee. The rule of nature is that the morning is the period of pure (satwic) quality, the noon of passionate (rajasic) quality, and the evening hour of dusk of dull (tamasic) quality. At dawn, the mind is calm and clear when awakened from the comfort of sleep liberated from agitations and depressions. In that mental condition, meditation on the Lord is very fruitful. This is the purpose of morning prayers (pratah-sandhya). But, ignoring the significance, people do rituals in a blind mechanical way. From now on perform the dawn worship after realising its inner and deeper meaning.

Untuk memusatkan pikiran kepada Tuhan maka kegiatanmu harus dikendalikan. Untuk bisa berhasil mengendalikan kegiatan itu maka engkau harus mengatasi hambatan dari ketiga sifat yaitu - satwa, rajas, dan tamas. Ketika kekuatan dari alami ini menguasai dirimu dan mencoba untuk menyeretmu ke jalannya, maka engkau harus berdoa kepada Tuhan untuk meniadakan tarikan mereka. Itu adalah kewajiban yang pertama sebagai seorang bhakta yang baik. Hukum alam bahwa di pagi hari adalah saat sifat yang suci (satwik), saat siang hari adalah sifat penuh gairah (rajasik), dan pada saat sore hari merupakan periode sifat malas (tamasik). Waktu fajar, pikiran tenang dan terang ketika dibangunkan dari kelelapan tidur dibebaskan dari keresahan dan kemurungan. Pada saat kondisi mental seperti itu maka meditasi kepada Tuhan adalah sangat bermanfaat. Inilah tujuan dari doa pagi (pratah-sandhya). Namun, dengan tanpa mengetahui maknanya maka banyak orang terus saja melakukan ritual secara mekanis dan kabur. Mulai dari sekarang lakukanlah puja pagi setelah menyadari maknanya yang sebenarnya dan lebih mendalam. (Dharma Vahini, Ch 7)

-BABA

No comments:

Post a Comment