Friday, April 22, 2016

Thought for the Day - 21st April 2016 (Thursday)

Ravana (the villain in Ramayana) sought wealth and gratification of desire, utterly violating the principle of dharma. He was a scholar par excellence. He had mastered the sixty-four disciplines of learning whereas Rama had mastered only thirty-two. However Rama put them into practice and thereby digested them, whereas Ravana failed to digest them. The indigestion on the part of Ravana arose in the form of desire (kama), which ultimately destroyed him. While Rama was the embodiment of Dharma, Ravana remained as the embodiment of kama. Thus there arose a conflict between righteousness and unrighteousness. Rama transformed Himself into the embodiment of sathya (Truth), since He followed the principle of dharma. Since Ravana violated dharma, he became the embodiment of asathya (untruth). There is an eternal warfare between righteousness and unrighteousness, truth and untruth. It is your duty to follow and practice the twin principles of truth and righteousness.


Ravana (penjahat dalam Ramayana) mencari kekayaan dan kepuasan dari keinginannya dan sepenuhnya melanggar prinsip dari dharma. Ravana adalah seorang sarjana yang sangat hebat dan telah menguasai enam puluh empat pengetahuan sedangkan Rama menguasai hanya tiga puluh dua pengetahuan. Namun Rama menjalankan semua pengetahuan-Nya dan dengan cara demikian menyelami isinya, sedangkan Ravana gagal menyelami isi dari pengetahuannya. Ketidaksanggupan menyelami isi dari pengetahuan dari Ravana muncul dalam wujud keinginan (kama), yang mana pada akhirnya menghancurkan dirinya. Sedangkan Rama adalah perwujudan dari Dharma, dan Ravana masih sebagai perwujudan dari kama. Jadi disana muncul pertentangan diantara kebajikan dan kejahatan. Rama merubah diri-Nya sendiri menjadi perwujudan dari sathya (kebenaran), karena Beliau mengikuti prinsip-prinsip dari dharma. Karena Ravana melanggar dharma, maka ia menjadi perwujudan dari asathya (ketidakbenaran). Ada sebuah peperangan yang kekal diantara kebajikan dan kejahatan, kebenaran dan ketidakbenaran. Merupakan kewajibanmu untuk mengikuti dan menjalankan dua prinsip kembar yaitu kebenaran dan kebajikan. (Summer Showers Ch2, May 20, 1996)

-BABA

No comments:

Post a Comment