Tuesday, August 29, 2017

Thought for the Day - 28th August 2017 (Monday)

Samskriti, the word for culture, is derived from the word, samskara. Samskara is the dual process of removing the dust and dirt of vices and the planting of virtues. Know that envy is the stickiest dirt! You must be happy when others are happy. Rama is said to have been happy when others were happy; the Ramayana says that He was then as happy as if the event that made the other person happy had happened to Him. That is the true test. Krishna speaks of Arjuna as envy-less (An-asuya). What a great compliment! Therefore, He proposed to teach him the mysteries of spiritual discipline. Sathyabama is infamous in many stories because of her jealousy; in every instance Krishna attempts to put down this vice and teach her humility. Have Love towards the Lord, but do not become depressed with envy when others also love Him or get attached to Him.


Samskriti, kata budaya adalah berasal dari kata samskara. Samskara adalah proses rangkap dua yaitu proses menghilangkan debu dan kotoran sifat buruk serta menanamkan kebaikan. Ketahuilah bahwa iri hati adalah kotoran yang paling lengket! Engkau harus senang ketika yang lainnya senang. Rama dikatakan bahagia ketika yang lainnya bahagia; dalam Ramayana mengatakan bahwa Sri Rama merasa bahagia seperti jika kejadian yang membuat orang lain bahagia telah terjadi pada-Nya. Itu adalah ujian yang sebenarnya. Sri Krishna berbicara tentang Arjuna sebagai tanpa iri hati (An-asuya). Betapa besar pujian itu! Maka dari itu, Sri Krishna bermaksud untuk mengajarkannya misteri dari disiplin spiritual. Sathyabama adalah terkenal karena nama buruk dalam banyak cerita karena kecemburuannya; dalam setiap peristiwa Sri Krishna berusaha untuk menurunkan sifat tidak baik ini dan mengajarkannya kerendahan hati. Miliki kasih pada Tuhan, namun jangan menjadi sedih dengan iri hati ketika yang lain juga mencintai Tuhan atau menjadi terikat kepada-Nya. (Divine Discourse, Oct 9, 1964)

-BABA

No comments:

Post a Comment