Monday, January 8, 2018

Thought for the Day - 8th January 2018 (Monday)

The root-cause of all discontentment is envy. You can be self-satisfied only when envy is eradicated from your heart. The contented individual enjoys peaceful living. How does envy arise? Discontent over what one lacks gives birth to envy. For example, when you compare yourself with those who are better off, or hold higher office, or score higher marks, or are more good looking, you suffer from a consciousness of your own inferiority! It is a crime to entertain envy within. To get rid of this evil quality, look at those who are worse off than you. For instance, when you look at those who got lower marks, you can derive comfort from the fact that you have done better than them! Hence, get rid of envy by comparing yourself with those who are worse off. In due course you must develop a sense of equal-mindedness towards those who are better off and those who are worse. Such equal-mindedness is a Divine quality.


Akar penyebab ketidakpuasan adalah iri hati. Engkau dapat memiliki kepuasan dalam diri hanya ketika iri hati dihapuskan dari dalam hatimu. Seseorang yang merasa puas atau bersyukur dapat menikmati hidup yang penuh kedamaian. Bagaimana iri hati itu muncul? Ketidakpuasan atas apa yang kurang melahirkan sifat iri hati. Sebagai contoh, ketika engkau membandingkan dirimu sendiri dengan mereka yang lebih baik, atau memiliki jabatan yang lebih tinggi, atau mendapatkan nilai yang lebih baik, atau penampilan yang lebih baik, engkau menderita dari kesadaran sifat rendah dirimu! Ini adalah sebuah kejahatan dengan menampilkan sifat iri hati di dalam diri. Untuk menghapus sifat iri hati ini, lihatlah pada mereka yang keadaannya lebih tidak baik darimu. Sebagai contoh, ketika engkau melihat pada mereka yang memiliki nilai yang lebih rendah, engkau bisa mendapatkan kenyamanan dari kenyataan bahwa engkau telah melakukan hal yang lebih baik daripada mereka! Oleh karena itu, lenyapkan sifat iri hati dengan membandingkan dirimu sendiri dengan mereka yang lebih buruk. Pada waktunya engkau harus mengembangkan rasa berpikiran sama kepada mereka yang lebih baik dan lebih buruk. Pikiran yang sama itu adalah sifat ke-Tuhanan. (Divine Discourse, Jan 19, 1989)

-BABA

No comments:

Post a Comment