Thursday, August 23, 2018

Thought for the Day - 22nd August 2018 (Wednesday)

Your destiny is determined by your own actions. Through righteous actions, the mind is purified and a pure mind results in an awakening of jnana (spiritual wisdom). When you offer worship to God in the morning, you must offer your obeisance to whatever work you propose to do. You must pray to the presiding deity of Karma (action): "Let me do today only pure, purposeful and helpful actions." The circumstances of your birth are a result of past actions. Action (Karma), Birth (Janma), Righteousness (Dharma) and the secret of life (Marma) are all connected with Divinity (Brahman). They are like the four walls of a building. The first wall is Karma (action). One should not act as his fancies dictate. Before doing anything, you should consider whether it is proper or improper. Nothing should be done in haste on the impulse of the moment. Only then your actions will be sathwik and free from rajasic and tamasic stains.


Takdirmu ditentukan oleh perbuatanmu sendiri. Melalui perbuatan yang baik, pikiran disucikan dan pikiran yang suci menghasilkan terbangunnya jnana (kebijaksanaan spiritual). Ketika engkau mempersembahkan pemujaan kepada Tuhan di pagi hari, engkau harus mempersembahkan rasa hormatmu pada apapun kerja yang akan engkau kerjakan. Engkau harus berdoa pada Tuhan yang memimpin Karma (perbuatan): "Izinkan saya melakukan hari ini hanya perbuatan yang suci, penuh makna dan bermanfaat." Keadaan dari kelahiranmu adalah hasil dari perbuatanmu di masa lalu. Perbuatan (Karma), Kelahiran (Janma), Kebajikan (Dharma), dan rahasia hidup (Marma) seluruhnya terhubung dengan Tuhan (Brahman). Semuanya itu seperti empat dinding dalam sebuah bangunan. Dinding pertama adalah Karma (perbuatan). Seseorang seharusnya tidak melakukan perbuatan sesuai dengan kesukaannya. Sebelum melakukan apapun juga, engkau seharusnya mempertimbangkan apakah perbuatan itu layak atau tidak layak. Tidak ada satupun yang seharusnya dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa pada dorongan sesaat. Hanya dengan demikian perbuatanmu akan menjadi satwik dan bebas dari noda rajasik dan tamasik. (Divine Discourse, May 3, 1987)

-BABA

No comments:

Post a Comment