One of the handicaps that have to be overcome is weak faith in oneself (Avishwasam). Today you gladly and willingly place all faith in the body and its accessories but not in your inner motivator, the charioteer. In particular, youth today have faith in unreal, transient, momentary pleasures and pastimes. They have no knowledge of the eternal, the changeless, and the ever-blissful. Precious years of life are thus wasted in worthless pursuits. That is why your faith falters when even a minor calamity happens! Contemplate deeply on the impermanence of wealth, fame, worldly friendship, and so on. Cultivate faith in the value of service; believe that love can overcome hatred. Have faith in righteousness and the moral life. This is called righteous living (dharma). Never stray into wrong paths, enticed by sensual desires and plans for self-aggrandisement.
Salah satu rintangan yang harus diatasi adalah keyakinan yang lemah pada diri sendiri (Avishwasam). Hari ini engkau dengan senang hati dan sepenuh hati menempatkan seluruh keyakinan pada badan dan perlengkapannya namun tidak pada motivator dalam diri yang sejati, sang penuntun. Khususnya, para pemuda hari ini memiliki keyakinan pada kesenangan yang tidak sejati, sementara, dan hiburan. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang yang kekal, tidak berubah, dan selalu bahagia. Tahun-tahun yang berharga dalam hidup disia-siakan dalam pengejaran yang tidak berguna. Itulah sebabnya mengapa keyakinan goyah bahkan ketika sebuah bencana kecil terjadi! Renungkan secara mendalam pada ketidakkekalan kekayaan, kemashyuran, persahabatan duniawi, dan yang lainnya. Tingkatkan keyakinan dalam nilai pelayanan; percayalah bahwa kasih sayang dapat mengatasi kebencian. Miliki keyakinan dalam kebajikan dan hidup bermoral. Ini yang disebut dengan kehidupan yang benar (dharma). Jangan pernah tersesat dalam jalan yang salah, terpikat pada keinginan sensual, dan rencana-rencana untuk membanggakan diri. (Divine Discourse, Dec 7, 1978)
-BABA
No comments:
Post a Comment