Friday, January 25, 2019

Thought for the Day - 23rd January 2019 (Wednesday)

In Treta Yuga, Ravana's brother, Vibhishana, could not put up with the wrong deeds being done by Ravana. Opposing these actions, he tried to correct Ravana in all possible ways. But when his efforts failed and he had no alternative, he sought refuge at the feet of the embodiment of Dharma, Sri Rama. The prime offender was Ravana alone. But in the war with Rama, all the rakshasas (demons) who supported him or sided him, perished with him. They paid the penalty for their abetment of his crime. Whoever may commit an offence, whether a son, daughter, spouse, a relation or a close associate, one will be free from the taint of being accessory to the crime only if they oppose the wrong action and try to correct the offender genuinely. If on the contrary, they allow it or encourage it to be done, they will be guilty of abetment and experience the fruits of their action.


Di zaman Treta Yuga, saudara Ravana yang bernama Vibhishana, tidak tahan dengan perbuatan jahat yang dilakukan oleh Ravana. Bertentangan dengan perbuatan-perbuatan itu, dia mencoba memperbaiki Ravana dengan berbagai macam cara. Namun ketika usahanya gagal dan dia tidak memiliki pilihan lainnya, dia mencari perlindungan di kaki dari perwujudan Dharma yaitu Sri Rama. Orang yang paling bersalah adalah Ravana saja. Namun dalam peperangan dengan Rama, semua para raksasa yang mendukung atau memihaknya, hancur bersamanya. Mereka harus membayar hukuman atas persekongkolan mereka dalam kejahatannya. Siapapun dapat melakukan sebuah pelanggaran, apakah seorang anak laki-laki, anak perempuan, pasangan, keluarga, atau sahabat dekat, seseorang akan bebas dari noda terlibat dalam persekongkolan pada kejahatan hanya jika mereka menentang perbuatan yang salah dan mencoba untuk memperbaiki pelaku kesalahan dengan benar. Jika sebaliknya, mereka mengizinkan perbuatan salah itu atau malah mendorong untuk dilakukan maka mereka akan bersalah karena penghasutan dan mengalami buah dari perbuatan mereka. - Divine Discourse, Oct 11, 1986

-BABA

No comments:

Post a Comment