Monday, February 4, 2019

Thought for the Day - 4th February 2019 (Monday)

The Lord has revealed to Arjuna, and thereby to all mankind, that He is pleased by the devotion offered by aspirants for grace. He declares: Bhaktiman me priyo narah (A truly devoted person is very dear to Me, Gita Ch 12, Verse 19). Many may assert with the pride of achievement that they love God. That takes them only half-way through in the journey. One will not gain much therefrom. You must ask yourself, did God respond with ‘me priyo narah’ (he or she is dear to Me)? Only then you can claim to have achieved Divine Grace. Divine Grace alone confers the most precious gift of His Love. How can one become 'dear' to God? The Gita emphasises two qualifications: Santushta Satatam (ever contented) and Dhruda niscayah (with firm resolve). The devotee has to be contented and cheerful always, without regard for the changing tides of fortune.


Tuhan telah mengungkapkan kepada Arjuna, dan juga kepada seluruh umat manusia, bahwa Tuhan disenangkan dengan bhakti yang dipersembahkan oleh peminat spiritual untuk mendapatkan rahmat. Tuhan menyatakan: Bhaktiman me priyo narah (seorang bhakta sejati adalah sangat dekat dengan-Ku, Gita bab, sloka 19). Banyak yang mungkin menyatakan dengan bangga atas pencapaiannya bahwa mereka disayangi oleh Tuhan. Hal itu cuma membawa mereka setengah jalan dalam perjalanan. Seseorang tidak akan mendapat banyak dari hal itu. Engkau harus menanyakan dirimu sendiri, apakah Tuhan menjawab dengan ‘me priyo narah’ (dia adalah tersayang bagi-Ku)? Hanya dengan demikian engkau dapat menyatakan telah mendapatkan rahmat Tuhan. Hanya rahmat Tuhan yang memberikan hadiah yang paling berharga dari kasih Tuhan. Bagaimana seseorang bisa menjadi disayang oleh Tuhan? Gita menekannya dua syarat: Santushta Satatam (selalu bersyukur) dan Dhruda niscayah (dengan tekad yang mantap). Bhakta harus selalu bersyukur dan ceria, tanpa memperhatikan pasang surut keberuntungan. (Divine Discourse, Aug 2, 1986)

-BABA

No comments:

Post a Comment