Friday, April 12, 2019

Thought for the Day - 9th April 2019 (Tuesday)

Though you do not see the roots or know how far, wide or deep they are clutching the earth, you pour water around the trunk so that it may reach the roots, is it not? You expect that when roots contact the water, the tree will grow and yield fruit. Similarly, understand that there is God, the very basis of creation; pray to Him, and He will shower fruits. The chief means by which you detach your mind from distractions and attach yourselves to the search of God are communion with God (Yoga) and sacrifice (Tyaga). Desire (Kama) must be conquered by Tyaga and Rama (God) must be secured by Yoga. Desire discolours intelligence, perverts judgement and sharpens the appetites of the senses. It lends a false lure to the objective world. When desire disappears or is concentrated on God, intelligence is self-luminous, it shines in its pristine splendour, revealing God within and everywhere. That is true Self-Realization (Atma Sakshatkara)!


Walaupun engkau tidak melihat akar atau mengetahui berapa jauh, lebar atau dalam akar itu mencengkeram bumi, engkau menuangkan air di sekitar batang sehingga air itu bisa sampai pada akar, bukan? Engkau berharap bahwa ketika akar mendapat air, pohon akan tumbuh dan menghasilkan buah. Sama halnya, memahami bahwa ada Tuhan yang merupakan dasar dari ciptaan; berdoa kepada-Nya, dan Tuhan akan menghujani dengan rahmat. Sarana utama adalah ketika engkau melepaskan pikiranmu dari gangguan dan mengikatkan dirimu sendiri pada pencarian Tuhan adalah persekutuan dengan Tuhan (yoga) dan pengorbanan (tyaga). Keinginan (karma) harus ditaklukkan dengan Tyaga dan Rama (Tuhan)  harus dijaga dengan Yoga. Keinginan mengotori kecerdasan, menyesatkan penilaian, dan menajamkan hasrat dari indera. Hal ini menuntun pada daya tarik yang salah pada dunia yang bersifat objektif. Ketika keinginan hilang atau dipusatkan pada Tuhan, kecerdasan itu bercahaya, bersinar dalam kemegahannya yang murni, serta mengungkapkan Tuhan didalam diri dan dimana saja. Itu adalah kesadaran diri yang sejati (Atma Sakshatkara)! [Divine Discourse, May 15, 1969]

-BABA

No comments:

Post a Comment