Friday, December 27, 2019

Thought for the Day - 25th December 2019 (Wednesday)

Jesus Christ demonstrated and preached the power of faith and ultimately, invited on Himself the supreme sacrifice of life itself. Jesus was conscious of His supreme purpose and duty, and sanctified His body by sacrificing it for protecting others. With faith in the oneness of humanity, Jesus stood against opponents and critics, and confronted their onslaughts. Jesus taught Peter, His foremost disciple, to live in love, for Love is God. Jesus advised that one can experience God only when one becomes the embodiment of Love, who doesn't seek anything or expect even gratitude in return! Love spontaneously becomes sacrifice and service! When Peter listened to such exhortations from the Master, he found a new joy welling up within him and also, a new meaning in the word ‘joy’. 'J' meant Jesus and the letter directed him to love Jesus first. 'O' meant others who must be loved next. 'Y' meant yourself who ought to be loved only last. 


Yesus Kristus menunjukkan dan memberitakan kekuatan iman dan pada akhirnya, mempersembahkan kepada diri-Nya pengorbanan tertinggi kehidupan itu sendiri. Yesus menyadari akan tujuan dan tugas tertinggi-Nya, dan menyucikan tubuh-Nya dengan mengorbankannya untuk melindungi orang lain. Dengan iman dalam keesaan manusia, Yesus berdiri menentang lawan dan kritik, dan menghadapi serangan gencar mereka. Yesus mengajar Peter, murid utamanya, untuk hidup dalam cinta-kasih, karena cinta-kasih adalah Tuhan. Yesus menasihati bahwa seseorang dapat mengalami Tuhan hanya ketika seseorang menjadi perwujudan cinta-kasih, yang tidak mencari apa pun atau mengharapkan balasan bahkan rasa terima kasih! Cinta-kasih secara spontan menjadi pengorbanan dan pelayanan! Ketika Peter mendengarkan nasihat seperti itu dari Guru, ia menemukan kegembiraan baru yang mengalir dalam dirinya dan juga, makna baru dalam kata 'kegembiraan'. 'J' berarti Jesus dan huruf itu mengarahkannya untuk mencintai Yesus terlebih dahulu. 'O' berarti orang lain yang harus dicintai selanjutnya. 'Y' berarti dirimu yang seharusnya dicintai hanya untuk yang terakhir. - Divine Discourse, Dec 25, 1986

-BABA

No comments:

Post a Comment