Sunday, January 17, 2021

Thought for the Day - 16th January 2021 (Saturday)

Penance does not mean retiring to the forest and living on fruits and tubers. In fact such a life can be called a life of tamas (dullness) not penance (tapas). True penance lies in controlling one’s emotions, thoughts, words and deeds arising out of satwic, rajasic and tamasic qualities. One should contemplate on God at all times and achieve harmony in thoughts, words and deeds. He alone is a noble one, whose thoughts, words and deeds are in complete harmony. Do not be carried away by pain or pleasure. Bhagavad gita teaches: Sukha Dukhe Same Kruthwaa Labhaa Labhou Jaya Jayou - One should be even minded in happiness or sorrow, gain or loss, victory or defeat. One should discharge one’s duty and serve society without any expectation of reward. Such even mindedness and desireless state is true penance. 



Tapa brata tidak berarti mengasingkan diri ke dalam hutan dan hidup hanya pada buah dan umbi-umbian. Sesungguhnya hidup yang seperti itu dapat disebut dengan tamas (kemalasan) dan bukan tapa brata. Tapa brata yang sesunguhnya terdapat dalam mengendalikan emosi, pikiran, perkataan, dan perbuatan seseorang yang muncul dari sifat rajasik dan tamasik. Seseorang seharusnya merenungkan Tuhan sepanjang waktu dan mencapai keharmonisan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hanya dia adalah orang yang mulia, dimana pikiran, perkataan, dan perbuatannya sepenuhnya harmonis. Jangan terbawa oleh rasa sakit atau rasa senang. Bhagavad Gita mengajarkan: Sukha Dukhe Same Kruthwaa Labhaa Labhou Jaya Jayou – Seseorang seharusnya bahkan tetap tenang dalam kebahagiaan dan penderitaan, keuntungan dan kehilangan, kemenangan dan kekalahan. Seseorang seharusnya menjalankan kewajibannya dan melayani masyarakat tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun juga. Pikiran dan tanpa keinginan seperti itu adalah keadaan tapa brata yang sesungguhnya. (Divine Discourse, Aug 22, 2000)

-BABA

 

No comments:

Post a Comment