Monday, January 11, 2021

Thought for the Day - 31st January 2020 (Thursday)

Peace is essential for man at all the three levels: body, mind, and spirit. This is the reason we chant shanti (peace) three times. You can attain peace at these three levels only by developing love for God. The one without love for God will never be peaceful. All worldly pleasures are fleeting and momentary. The same sentiment was echoed by Sankaracharya: Ma kuru dhana jana yauvana garvam, Harathi nimeshath kalah sarvam - ‘Do not be proud of your wealth, progeny and youth. The tide of time may destroy them in a moment.’ What is happiness? Is it sitting in an air-conditioned room or partaking of delicious food? These confer happiness only at the physical and mental levels, not at the level of the Atma. True happiness is that which is related to the Atma. You should not be afraid of difficulties; they are passing clouds. Do not waver. Follow the heart, which is steady and unwavering. 



Kedamaian adalah mendasar bagi manusia di seluruh tiga tingkatan yaitu: badan, pikiran dan jiwa. Ini adalah alasan kita mengidungkan shanti (damai) sebanyak tiga kali. Engkau bisa mendapatkan kedamaian di ketiga tingkatan ini hanya dengan mengembangkan kasih untuk Tuhan. Seseorang yang tanpa kasih untuk Tuhan tidak akan pernah merasa damai. Semua kesenangan duniawi adalah cepat berlalu dan bersifat sementara. Pandangan yang sama juga digaungkan oleh Sankaracharya: Ma kuru dhana jana yauvana garvam, Harathi nimeshath kalah sarvam - ‘jangan menjadi bangga akan kekayaan, keturunan, dan masa mudamu. Gelombang waktu dapat menghancurkan semuanya itu dalam sekejap.’ Apa itu kebahagiaan? Apakah duduk dalam ruangan yang ber-AC atau menikmati makanan yang lezat? Hal ini memberikan kesenangan hanya di tingkat fisik dan batin, dan tidak di tingkat Atma. Kebahagiaan yang sejati adalah yang terkait dengan Atma. Engkau seharusnya tidak takut akan kesulitan; kesulitan-kesulitan itu adalah seperti awan yang berlalu. Jangan menjadi goyah. Ikuti hati yang bersifat mantap dan tidak tergoyahkan. (Divine Discourse, Dec 25, 1998)

-BABA


No comments:

Post a Comment