Friday, April 12, 2024

Thought for the Day - 5th April 2024 (Friday)

To maintain equanimity in pleasure and pain or praise and blame is a difficult proposition. It cannot be achieved by scholarship. One may wonder how this is possible for mankind to maintain such equanimity. You should ask who is the one that criticises and who is the one that is criticised. If you consider that it is the body that is criticised, then it is good. Because we ourselves condemn the body as a container of foul material like urine, faecal matter, etc. and made up of merely the five elements. While so, why should you be affected by the criticism of another? If it is Atma that is criticised, the same Atma is present in both - the person who is criticising and the one that is criticised. So this means he is criticising himself! Both praise and blame pertain only to the body - one must recognise this truth and conduct oneself accordingly. If you consider that the other person is criticising you, that means you are accepting the contents thereof. If you say you are not the one being criticised, you do not receive it, it goes back to the sender.


- Divine Discourse, Apr 25, 1998.

More than listening to a hundred lectures or delivering them to others, offering one act of genuine seva attracts the grace of God.


Untuk menjaga keseimbangan batin pada saat suka dan duka cita atau saat dipuji dan dicela adalah sebuah konsep yang sulit. Ini tidak bisa dicapai dengan pendidikan. Seseorang mungkin heran bagaimana ini mungkin bagi manusia untuk menjaga keseimbangan batin seperti itu. Engkau seharusnya bertanya siapa yang memberikan kritik dan siapa yang dikritik. Jika engkau menyadari bahwa tubuh ini yang dikritik, maka itu adalah baik. Karena kita sendiri menganggap tubuh sebagai wadah dari bahan-bahan kotor seperti kencing, kotoran, dsb yang hanya tersusun dari lima unsur. Jika demikian, mengapa engkau harus terpengaruh dengan kritikan dari orang lain? Jika Atma yang dikritik, sedangkan Atma yang sama juga ada pada keduanya – pada orang yang mengkritik dan pada orang yang dikritik. Jadi hal ini berarti dia sedang mengkritik dirinya sendiri! Keduanya baik pujian dan celaan hanya berkaitan dengan tubuh – seseorang harus menyadari kebenaran ini dan bertindak sesuai dengan itu. Jika engkau menganggap bahwa orang lain sedang mengkritikmu, itu berarti bahwa engkau sedang menerima isinya. Jika engkau berkata bahwa engkau bukanlah seseorang yang sedang dikritik, maka engkau sedang tidak menerimanya, maka kritikan itu akan kembali pada yang memberikan kritikan. 


- Divine Discourse, Apr 25, 1998.

Lebih dari sekedar mendengarkan ratusan wacana atau menyampaikannya kepada orang lain, persembahkan satu tindakan seva yang murni yang menarik Rahmat Tuhan. 


No comments:

Post a Comment