Friday, August 16, 2024

Thought for the Day - 12th August 2024 (Monday)

All religions are unanimous in regarding the heart as the seat of the Divine. The Hindu scriptures have declared that the heart is the temple of God. The sacred Upanishads have referred to the heart as a cave in which the Divine dwells. It is stated in the Bible that the man with a pure heart can see God. The Muslims regard the heart as located between the two fingers of God. The Guru of the Sikhs, Nanak declared that only a man with a pure heart can be regarded as a true Sikh. In this way, the various faiths have affirmed that the heart is the abode of God. Many great souls have experienced the heart as a lotus. Although rooted in mire, growing up in muddy water, the lotus shines in purity. When the lotus opens its petals and looks up, it seems to say: "O Lord, please come and dwell in me." Though born in mud it does not wallow in it. Surrounded by polluted water it is not polluted by it. This is the great lesson the lotus teaches man: "Though you are living in a corrupt world and are born in the sludge of an unrighteous society, you must turn your mind towards God and make your heart a shrine for God."


- Wejangan Bhagavan, Jul 14, 1984.

Prema (pure love) is not related to the mind, it springs from the heart. That is why Divinity can be realised only through the heart.


Semua agama adalah sepakat terkait hati sebagai singgasana Tuhan. Naskah suci Hindu telah menyatakan bahwa hati adalah tempat suci Tuhan. Upanishad yang suci telah mengacu hati sebagai sebuah gua dimana Tuhan bersemayam. Hal ini juga dinyatakan dalam alkitab bahwa manusia dengan hati yang suci dapat melihat Tuhan. Muslim menganggap hati sebagai terletak diantara dua jari Tuhan. Guru dari Sikh, yaitu Nanak menyatakan bahwa hanya manusia dengan hati yang suci dapat dianggap sebagai seorang Sikh yang sejati. Dalam hal ini, berbagai jenis keyakinan telah menegaskan bahwa hati adalah tempat Tuhan bersemayam. Banyak jiwa-jiwa yang suci telah mengalami hati sebagai teratai. Walaupun berakar di lumpur, tumbuh dalam air yang keruh, teratai bersinar dalam kesucian. Ketika Teratai membuka kelopaknya dan menengadah, Teratai seolah berkata: "O Tuhan, mohon datang dan bersemayam di dalam diriku." Walaupun lahir dalam lumpur namun Teratai tidak berkubang di dalamnya. Dikelilingi oleh air yang tercemar namun Teratai tidak tercemar olehnya. Ini adalah hikmah besar yang Teratai ajarkan pada manusia: "Walaupun engkau hidup dalam dunia yang rusak dan lahir dalam lumpur masyarakat yang tidak benar, engkau harus mengarahkan pikiranmu pada Tuhan dan membuat hatimu menjadi sebuah tempat suci bagi Tuhan."


- Wejangan Bhagavan, 14 Juli 1984.

Prema (kasih yang suci) tidak terkait pada pikiran, prema muncul dari hati. Itulah sebabnya mengapa ke-Tuhan-an hanya dapat disadari melalui hati.


No comments:

Post a Comment