Wednesday, September 11, 2024

Thought for the Day - 2nd September 2024 (Monday)

The Nirakara (Formless) comes in Narakara (human form) when the virtue of the good and vice of the wicked reach a certain stage. Prahlada's devotion and his father's disregard, both had to ripen before Narasimha Avatar could take place. To know the truth of the  Avatar, the Sadhaka must culture the mind, as a farmer does the field. He must clear the field of thorny undergrowth, wild creepers and tenuous roots. He must plough the land, water it and sow seeds well. He must guard the seedlings and tender plants from insect pests as well as from the depredations of goats and cattle; he must put up a fence all around. So too, egoism, pride and greed must be removed from the heart; Sathya, Japa, Dhyana (truth, repetition of the Lord's name and meditation), form ploughing and levelling; Love is the water that must soak into the field and make it soft and rich; the Name is the seed and Bhakti is the sprout; Kama and Krodha (desire and anger) are the cattle and the fence is discipline; Ananda (bliss) is the harvest!


- Wejangan Bhagavan, Nov 23, 1964.

He comes, to confer Ananda, to foster Ananda, to teach ways of acquiring and activating Ananda.


Nirakara (tidak berwujud) hadir menjadi Narakara (wujud manusia) ketika Kebajikan dari orang-orang baik dan kejahatan dari orang-orang jahat mencapai tingkat tertentu. Bhakti dari Prahlada dan kebodohan dari ayahnya, keduanya telah mencapai kematangan sebelum avatara Narasimha hadir. Untuk mengetahui kebenaran dari avatara, Sadhaka (peminat spiritual) harus mengolah pikiran seperti halnya petani yang mengolah sawah. Dia harus membersihkan ladang dari semak-semak yang berduri, tanaman liar dan tanaman dengan akar yang lemah. Dia harus membajak tanah, mengairinya dan menabur benih dengan baik. Dia harus menjaga bibit dan tanaman muda dari hama serangga serta dari perusakan kambing dan ternak; dia harus melindungi tanaman muda itu dengan memasang pagar sekelilingnya. Begitu juga, egoisme, kesombongan dan ketamakan harus dihilangkan dari dalam hati; Sathya, Japa, Dhyana (kebenaran, pengulangan nama suci Tuhan dan meditasi), adalah bentuk dari pembajakan dan perataan tanah; kasih adalah air yang harus disiramkan pada tanah untuk membuatnya menjadi lembut dan gembur; Nama adalah benih dan Bhakti adalah tunasnya; Kama dan Krodha (keinginan dan amarah) adalah ternak dan pagar pelindung adalah disiplin; Ananda (kebahagiaan) adalah hasil panennya!


- Wejangan Bhagavan, 23 November 1964.

Inkarnasi Tuhan hadir untuk menganugerahkan Ananda, untuk memupuk Ananda, untuk mengajarkan cara mendapatkan dan mengaktifkan Ananda.


No comments:

Post a Comment