Sunday, December 22, 2024

Thought for the Day - 14th December 2024 (Saturday)

Everyone utters the word God, but how many really seek to know God? What efforts do they make to know God? Goodness is another name for God. How much of goodness is there in you? When there is no goodness, how can God be understood? For understanding anything, subjective experience is essential. In the fast-flowing Ganga, a small fish is able to swim freely and joyously, without fear of the depth or swift flow of the river. But in the same river, a big elephant is likely to be swept away by the current. One should know how to keep afloat in the current and protect oneself. A tiny ant, for instance, is able to get at the sugar that is mixed with sand, because it has the ability to distinguish between sand and the sweet sugar in the mixture. But another animal, however big it may be, if it does not possess this ability, cannot separate the sugar from the sand. Likewise, if a man has experienced the bliss of the Divine, will he go after worldly pleasures? Only the person who has not tasted the nectar of Divine love will seek these pleasures. This Divine love is within man. All Divine feelings and thoughts emanate from within him.


- Divine Discourse, Feb 12, 1991.

There is no separate path to knowing God other than knowing one’s own Self.



Setiap orang mengucapkan kata Tuhan, namun pertanyaannya berapa banyak yang benar-benar mencari untuk mengetahui Tuhan? Apa usaha yang mereka lakukan untuk dapat mengetahui Tuhan? Kebaikan adalah nama lain dari Tuhan. Berapa banyak kebaikan yang ada di dalam dirimu? Ketika tidak ada kebaikan, bagaimana Tuhan dapat dipahami? Untuk memahami apapun juga, pengalaman bersifat personal adalah mendasar. Dalam aliran Sungai Gangga yang luas, ada seekor ikan yang mampu berenang dengan bebas dan suka cita, tanpa adanya ketakutan pada kedalaman atau kecepatan arus sungai. Namun pada sungai yang sama, seekor gajah yang besar kemungkinan besar terseret oleh arus sungai. Seseorang harus mengetahui bagaimana caranya agar tetap bertahan di arus dan melindungi dirinya. Ambillah contohnya seekor semut yang kecil, dimana semut ini mampu mendapatkan gula yang tercampur di dalam pasir, itu karena semut memiliki kemampuan untuk membedakan antara pasir dan gula yang manis dalam campuran itu. Namun binatang yang lain, betapapun besarnya, jika binatang itu tidak memiliki kemampuan ini, maka tidak akan bisa memisahkan antara pasir dan gula. Sama halnya, jika manusia telah mengalami kebahagiaan Tuhan, akankah dia mengejar kesenangan duniawi? Hanya seseorang yang belum merasakan nektar kasih Tuhan akan tetap mencari kesenangan-kesenangan ini. Kasih Tuhan ini ada di dalam diri manusia. Semua perasaan dan pikiran Ilahi berasal dari dalam dirinya.


- Divine Discourse, 12 Februari 1991.

Tidak ada jalan terpisah untuk mengetahui Tuhan selain daripada mengetahui diri yang sejati.



No comments:

Post a Comment