Friday, March 18, 2016

Thought for the Day - 18th March 2016 (Friday)

Dharma and Jnana (right conduct and spiritual wisdom) are two eyes given to you to discover your uniqueness and your innate Divinity. Dharma indicates the right path which every individual, group or society should follow. Dharma destroys the one who violates it and protects the one who protects it. The edifice of Dharma is erected on the foundation of Truth. Nyaya (justice) is an essential attribute of Dharma. A society, nation or an individual shines with glory only when they adhere to justice, acquire wealth by the pursuit of agriculture, business or any other profession, and acquire merit and divine grace by adhering to morality (neethi) and righteousness (Dharma). While Dharma leads to right action, it is necessary also to acquire Jnana. All the sufferings and problems in life arise from the sense of duality. Once the feeling of \'I\' and \'mine\' is got rid of, consciousness of the all-pervading Divinity can be realised.

Dharma dan Jnana (kebajikan dan kebijaksanaan spiritual) adalah dua mata yang diberikan kepadamu untuk mengungkapkan keunikan dan keillahian dalam dirimu. Dharma menunjukkan jalan yang benar yang mana setiap individu, kelompok atau masyarakat harus ikuti. Dharma menghancurkan mereka yang melanggar Dharma dan melindungi mereka yang melindungi Dharma. Bangunan besar dari Dharma dibangun di atas dasar kebenaran. Nyaya (keadilan) adalah sebuah sifat yang mendasar dari Dharma. Sebuah masyarakat, bangsa atau seorang individu dapat bersinar dengan kemuliaannya hanya ketika mereka menjunjung tinggi keadilan, mendapatkan kekayaan dalam pertanian, bisnis atau pekerjaan yang lainnya dan mendapatkan kebaikan serta rahmat Tuhan dengan setia pada moralitas (neethi) dan kebajikan (Dharma). Ketika Dharma menuntun pada perbuatan yang benar, maka adalah perlu juga untuk mendapatkan Jnana. Semua penderitaan dan masalah di dalam hidup muncul dari dualitas yang ada pada indera. Sekali perasaan akan “aku” dan “milikku” dilepaskan maka kesadaran Tuhan yang meresapi semuanya dapat disadari. (Divine Discourse, 19 Jan 1984)

-BABA

No comments:

Post a Comment