Sunday, November 13, 2016

Thought for the Day - 10th November 2016 (Thursday)

Arjuna earned the Spiritual Instruction (Geeta upadesh) from the Lord Himself, because he experienced deep sorrow (Vishada), detachment (Vairagya), surrender (Sharanagati) and the single-minded-concentration on the Lord (Ekagrata). When the yearning for Liberation becomes intense beyond expression, you can set aside all social conventions, worldly norms, etc. which does not subserve that high purpose. Just as Prahlada gave up his father, Bhishma countered his Guru, Meera deserted her husband and Shankaracharya won his mother over with deceit. To develop that taste for liberation, Namasmarana is the best path. Let the sweetness of the Lord’s Name saturated with the sugar of His splendor play on your tongue and mind always. This simple but supremely powerful exercise can be practiced by all at all times, irrespective of caste, creed, gender, social or economic status.


Arjuna mendapatkan tuntunan spiritual (Geeta upadesh) dari Tuhan sendiri, karena ia mengalami penderitaan yang mendalam (Vishada), tanpa keterikatan (Vairagya), berserah diri (Sharanagati) dan konsentrasi yang terpusat pada Tuhan (Ekagrata). Ketika kerinduan untuk kebebasan menjadi begitu kuat dan tidak bisa diungkapkan, engkau dapat menyingkirkan semua kebiasaan sosial, norma-norma duniawi, dsb yang mana tidak tepat lagi bagi tujuan yang tinggi. Seperti halnya Prahlada tidak mengikuti ayahnya, Bhishma bertentangan dengan gurunya, Meera meninggalkan suaminya dan Shankaracharya bisa membujuk ibunya dengan tipuan. Untuk mengembangkan hasrat untuk kebebasan, Namasmarana adalah jalan yang paling baik. Biarkan rasa manis dari nama Tuhan penuh dengan gula dari kemuliaan-Nya selalu bermain-main di lidah dan pikiranmu. Latihan yang sederhana namun sangat kuat ini dapat dijalankan oleh semuanya sepanjang waktu, tanpa tergantung dengan kasta, keyakinan, jenis kelamin, status sosial, atau ekonomi. (Divine Discourse, 16 Mar 1966)

-BABA

No comments:

Post a Comment