Monday, March 12, 2018

Thought for the Day - 10th March 2018 (Saturday)

The word shastra used to indicate scriptures means, ‘that which commands, orders, and directs with authority’. The shastras need not contain orders like, “Before eating food, cook it well; before sowing seeds, prepare the soil through ploughing.” Who commands the newborn calf to seek food at the udder of the mother cow? Birth takes place along with sustenance for those being born. As a matter of fact, sustenance is ready first, and the birth of the individual to be sustained takes place later. The individual’s food and standard of living are dependent on the merit or demerit accumulated in previous lives while struggling for these two. But the really valuable guidelines for human progress are beyond the understanding of people and their intelligence. The learned should realise that activities recommended in the scriptures promote the best interests of people here and lead to peace and harmony in the hereafter.


Kata shastra digunakan untuk menyatakan naskah suci mengandung makna, ‘dimana perintah, aturan dan arahan diberikan dengan kewenangan’. Shastra tidak perlu memiliki perintah seperti, “Sebelum makan, masaklah makanan dengan baik; sebelum menabur benih, persiapkan lahan dengan dibajak.” Siapa yang memerintahkan anak sapi yang baru lahir untuk mencari makan pada ambing induk sapi? Kelahiran terjadi seiring dengan rejeki bagi mereka yang lahir. Sebenarnya, rejeki sudah dipersiapkan terlebih dahulu, dan kelahiran seorang individual yang akan ditopang terjadi selanjutnya. Rejeki dan standar hidup seseorang tergantung dari kebaikan dan kesalahan yang terkumpul dari kehidupan sebelumnya sambil berjuang untuk kedua hal ini. Namun tuntunan yang benar-benar berguna bagi kemajuan manusia adalah melampaui pemahaman dan kecerdasan manusia. Mereka yang terpelajar seharusnya menyadari bahwa tindakan yang direkomendasikan dalam naskah suci adalah untuk meningkatkan kepentingan yang terbaik dari orang-orang disini dan mengarah pada kedamaian dan harmoni di dunia akhirat. [Sathya Sai Vahini, Ch 19]

-BABA

No comments:

Post a Comment