Thursday, December 5, 2019

Thought for the Day - 23rd November 2019 (Saturday)

There are many who do not understand the Sai principle. “Who is this Sai? Why are certain things happening in this manner?” These questions are asked. I am not a sanyasi (renunciant). I am not a yogi. I am not a bhogi (pleasure-seeker). I am not a tyagi (one who sacrifices). I am ‘I’. This ‘I’ is the first name given to the Atma. A renunciant is bound by certain restrictions. The pleasure-seeker is bound in other ways. I have no limitations. Mine is boundless bliss. My name is ‘I’. It is not a name given after one's birth. To understand Me, everyone has to realise that the ‘I’ is present in everyone. The ‘I’ is used by everyone in every context, whether one is a millionaire or a pauper. This ‘I’ is Brahman. Aham Brahmasmi (I am Brahman). Everyone should strive to recognise the divinity that is present in all. This effort has to be made by everyone. Human birth has been given for this purpose. It cannot be left to God. 


Ada banyak yang tidak mengerti prinsip dari Sai. “Siapa itu Sai? Mengapa hal-hal tertentu terjadi dengan cara ini?” Pertanyaan-pertanyaan ini ditanyakan. Aku bukanlah seorang sanyasi (penyangkalan diri). Aku bukanlah seorang yogi. Aku bukanlah seorang bhogi  (pencari kesenangan). Aku bukanlah seorang tyagi (seseorang yang berkorban). Aku adalah ‘Aku’. ‘Aku’ ini adalah nama pertama yang diberikan kepada Atma. Penyangkalan diri dibatasi dengan batasan-batasan tertentu. Pencari kesenangan dibatasi oleh cara yang lainnya. Aku tidak memiliki batasan. Kepunyaan-Ku adalah kebahagiaan yang tidak terbatas. Nama-Ku adalah ‘Aku’.  Ini bukanlah nama yang diberikan setelah seseorang lahir. Untuk memahami-Ku, setiap orang harus menyadari ‘Aku’ yang ada dalam diri setiap orang. ‘Aku’ digunakan oleh setiap orang dalam setiap konteks, apakah seseorang itu milioner atau miskin. ‘Aku’ ini adalah Brahman. Aham Brahmasmi  (Aku adalah Brahman). Setiap orang seharusnya berusaha untuk menyadari ketuhanan yang bersemayam di dalam semuanya. Usaha ini harus dibuat oleh setiap orang. Kelahiran manusia telah diberikan untuk tujuan ini. Ini tidak bisa diserahkan kepada Tuhan. (Divine Discourse, Nov 23, 1992)

-BABA

No comments:

Post a Comment