Thursday, December 5, 2019

Thought for the Day - 24th November 2019 (Sunday)

Individuals are integrally related to society like different organs in a body. Humanity is a limb of nature and nature (Prakruti) is a limb of God. If this integral relationship is understood, where is the ground for hatred? None should consider themselves as insignificant or unimportant. Everyone, small or big, is a vital part of the whole and is essential for its proper functioning like all parts in a rocket. Any small defective part may cause the rocket to explode. Likewise, in this vast Cosmos every being has a significant role to play to ensure its smooth functioning. Anyone can pursue the spiritual path without the aid of a rosary or taking to the forest. For example, a farmer tilling the field should think that he is tilling the field of his heart. While sowing seeds, he must think that he is sowing the seeds of good qualities in his heart and while watering, he should think he is watering the field of his heart with love. 


Setiap individu adalah bagian seutuhnya dari masyarakat seperti halnya organ-organ pada tubuh. Kemanusiaan adalah sebuah organ tubuh dari alam dan alam (Prakruti) adalah sebuah organ tubuh dari Tuhan. Jika hubungan utuh ini dipahami, dimana letak landasan kebencian? Seharusnya tidak ada seorangpun menganggap dirinya sebagai yang tidak penting. Setiap orang, kecil atau besar adalah sebuah bagian vital dari keseluruhan dan adalah mendasar bagi berjalannya fungsi dengan baik seperti semua bagian dalam sebuah roket. Bagian kecil manapun yang rusak dapat menyebabkan roket meledak. Sama halnya, dalam kosmos yang sangat luas ini setiap makhluk memiliki peran penting untuk dijalankan guna memastikan kelancaran fungsinya. Setiap orang dapat menempuh jalan spiritual tanpa bantuan japa mala atau membawanya ke hutan. Sebagai contoh, seorang petani yang menggarap ladang seharusnya berpikir bahwa dia sedang menggarap ladang hatinya. Saat menabur benih, dia harus berpikir bahwa dia sedang menabur benih sifat-sifat baik di dalam hatinya dan saat sedang mengairi, dia harus berpikir bahwa dia sedang mengairi ladang hatinya dengan cinta kasih. (Divine Discourse, Nov 23, 1992)

-BABA

No comments:

Post a Comment