Wednesday, December 9, 2020

Thought for the Day - 4th December 2020 (Friday)

The mind is the puppet of the food that is consumed by man. It is prompted one way or the other by the subtle pull of the food it is fed on. The quality of the food determines the direction of the desire that diverts the mental flow. That is why in the Gita as well as in all scriptural texts, Satwik (pure) food is recommended for the upward seeking individual. Satwik food, according to some, consists in milk and fruits. But it is much more; it may not even be these. For, the calories that one takes in through the mouth are but a small part of the intake of man. The intake by the senses are part of the food that builds the individual. The sounds heard, the sights seen, the tactile impressions sought or suffered, the air breathed, the environment that presses for attention, appreciation and adoption - all these are 'food.' They have considerable impact on the character and career of the individual. 



Pikiran adalah boneka dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Ini didorong oleh satu atau lain cara oleh tarikan halus makanan yang dikonsumsinya. Kualitas makanan menentukan arah keinginan yang mengalihkan aliran mental. Itulah sebabnya dalam Gita dan juga di semua teks kitab suci, makanan Satwik (murni) direkomendasikan bagi individu yang ingin menuju ke level yang lebih tinggi. Makanan satwik menurut sebagian orang terdiri dari susu dan buah-buahan. Tetapi lebih dari itu; bahkan mungkin bukan ini. Sebab, kalori yang masuk melalui mulut hanyalah sebagian kecil dari asupan manusia. Asupan oleh indera merupakan bagian dari makanan yang membangun individu. Suara yang didengar, pemandangan yang terlihat, kesan sentuhan yang dicari atau diderita, udara yang dihirup, lingkungan yang menekan perhatian, penghargaan dan adopsi - semua ini adalah 'makanan'. Mereka berdampak besar pada karakter dan karier individu. (Divine Discourse, Jan 28, 1971)

-BABA

 

No comments:

Post a Comment