Give up the idea that you are the doer and the beneficiary by dedicating both deed and fruit to God. Then no sin can affect you, for you are not the doer and the deed must certainly be holy. Like oil on the tongue and lotus leaf on water, the deed is with you, but of you. The joy derived from the external world opens the gateways of grief; it is fleeting. But you are eternal, the very source of bliss, Atma swarupa (embodiment of Divinity); that is your genuine nature. You are unrelated to these activities that are called deeds and their consequences which you now mistake as real. Hence, in whatever you do or hear or see, you must remain unaffected, innocent of listening or seeing. Always remember this: you are not the doer; you are just the witness, the see-er! Thus, you can confidently take up all tasks and firmly give up the fruit of your activities, dedicating them to the Lord.
Tinggalkanlah gagasan bahwa engkau adalah pelaku dan penerima manfaat dengan mendedikasikan perbuatan dan hasilnya pada Tuhan. Selanjutnya tidak ada dosa yang dapat mempengaruhimu, karena engkau bukanlah pelaku dan perbuatan tentunya menjadi suci. Seperti minyak di atas lidah dan daun teratai di atas air, perbuatan ada dalam dirimu, tetapi tidak mempengaruhimu. Sukacita yang berasal dari dunia luar membuka pintu gerbang kesedihan, sukacita ini bersifat sementara dan cepat berlalu. Tetapi engkau sesungguhnya adalah kekal, sumber dari kebahagiaan, Atma swarupa (perwujudan dari Tuhan), inilah sifat sejatimu. Engkau tidak berhubungan dengan aktivitas yang disebut dengan perbuatan dan konsekuensinya yang sekarang sebagai kesalahan nyata. Oleh karena itu, apapun yang engkau lakukan atau dengar atau lihat, engkau harus tetap tidak terpengaruh. Selalu ingat akan hal ini: engkau bukanlah pelaku; engkau hanyalah saksi, yang melihat! Dengan demikian, engkau yakin dapat mengambil semua tugas-tugas dan dengan penuh keteguhan menyerahkan buah perbuatanmu, mendedikasikannya kepada Tuhan.
-BABA
No comments:
Post a Comment