Liberation is attained when the Soul shines in its own divinity. Liberation is not a nation or a suburb in paradise where aristocratic residents secure good sites. Liberation is the condition of one who has shed delusion. Shed delusion, then grief will be destroyed and joy established. Removal of Grief (Dukha-Nivrithi) and Attainment of Bliss (Ananda-Prapthi), happen at the same time. Your mind is the villain, its other name is desire! When you pull out all the yarn from a piece of cloth, there is no cloth. So too, pull out all the desires from the mind; the mind disappears and you attain freedom! Grief and joy are the obverse and reverse of the same experience. Joy is when grief ends, grief is when joy ends. Just as you must set the table for two when you invite a blind person for dinner (the blind person and his/her companion), so too, grief and joy are inseparable.
Pembebasan dapat dicapai ketika Soul (Atma) bersinar dalam keilahiannya sendiri. Pembebasan bukanlah suatu tempat di surga di mana para bangsawan mendapatkan tempat yang baik. Pembebasan adalah kondisi orang yang telah melepaskan delusi (maya). Lepaskanlah delusi (maya), maka penderitaan akan lenyap dan digantikan dengan kebahagiaan. Lenyapnya Duka (Dukha-Nivrithi) dan tercapainya kebahagiaan abadi (Ananda-Prapthi), terjadi pada waktu yang sama. Pikiranmu mengandung karakter yang tidak baik, nama lainnya adalah keinginan! Ketika engkau menarik semua benang dari sepotong kain, maka tidak akan ada kain. Demikian juga, tariklah keluar semua keinginan dari pikiran, pikiran akan hilang dan engkau akan mencapai kebebasan! Penderitaan dan kebahagiaan adalah bagian depan dan belakang pengalaman yang sama. Ketika penderitaan berakhir itulah kebahagiaan, demikian pula penderitaan adalah ketika kebahagiaan berakhir. Sama seperti engkau harus menata meja untuk dua orang ketika engkau mengundang orang buta untuk makan malam (orang buta dan temannya), demikian juga, penderitaan dan kebahagiaan tidak akan terpisahkan.
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment