The observance of morality in daily life, the divinization of all actions and thoughts related to life, and adherence to ideals - all of these together constitute culture. Culture means that which sanctifies the world, which enhances the greatness and glory of a country, and which helps to raise the individual and society to a higher level of existence. The process of refinement or transformation is essential for improving the utility of any object or life. For instance, paddy has to be milled and its husk removed before the rice is fit for cooking. This is called Samskriti or transformation. This means, doing away with unwanted elements and securing the desirable ones. With regard to people, Samskriti (culture) means getting rid of bad qualities and cultivating virtues. The cultured person is one who has developed good thoughts and good conduct.
Ketaatan moralitas dalam kehidupan sehari-hari, semua tindakan dan pikiran yang berkaitan dengan kehidupan selalu berlandaskan pada Tuhan, dan kepatuhan terhadap ideal/aturan - semuanya ini bersama-sama membentuk budaya. Budaya berarti yang menyucikan dunia, yang meningkatkan kebesaran dan kemuliaan suatu negara, dan yang membantu untuk meningkatkan keberadaan individu dan masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi. Proses perbaikan atau transformasi sangat penting untuk meningkatkan kegunaan dari setiap objek atau kehidupan. Misalnya, padi harus digiling dan kulitnya dihilangkan sebelum beras ini layak dimasak. Ini disebut Samskriti atau transformasi. Ini berarti, menghilangkan unsur-unsur yang tidak diinginkan dan mengamankan yang diinginkan. Berkenaan dengan orang, Samskriti (budaya) berarti menyingkirkan sifat buruk dan mengembangkan kebajikan. Orang berbudaya adalah orang yang telah mengembangkan pikiran yang baik dan perilaku yang baik. (Divine Discourse, Jan 14, 1990)
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment