Buddha taught that we should not have anger, not find others’ faults, and also not harm others, because all are the embodiments of the pure and eternal principle of the Atma. Have compassion towards the poor and help them to the extent possible. You think those who do not have food to eat are poor people. You cannot call someone poor just because they do not have money or food to eat. Truly speaking, nobody is poor. All are rich, not poor. Those whom you consider as poor may not have money, but all are endowed with the wealth of a loving heart (hridaya). Understand and respect this underlying principle of unity and Divinity in all, and experience bliss. Do not have narrow considerations like ‘these are my friends, they are my enemies, those are my relations’ and so on. All are one, be alike to everyone. This is the most important teaching of Buddha.
Buddha mengajarkan bahwa kita seharusnya tidak marah, tidak menemukan kesalahan orang lain, dan juga tidak merugikan orang lain, karena semuanya merupakan perwujudan dari prinsip Atma yang murni dan abadi. Engkau hendaknya memiliki belas kasihan terhadap orang miskin dan membantu mereka sebanyak mungkin. Engkau berpikir mereka yang tidak memiliki makanan untuk dimakan adalah orang-orang yang miskin. Engkau tidak dapat mengatakan seseorang miskin hanya karena mereka tidak memiliki uang atau makanan untuk dimakan. Sesungguhnya, tidak ada yang miskin. Semuanya kaya, tidak miskin. Orang-orang yang engkau anggap sebagai orang miskin mungkin tidak memiliki uang, tetapi semua diberkati dengan kekayaan hati yang penuh kasih (Hridaya). Engkau hendaknya memahami dan menghormati prinsip ini yang mendasari kesatuan dan Divinity dalam semuanya, dan mengalami kebahagiaan. Janganlah memiliki pertimbangan sempit seperti 'ini adalah teman-teman saya, mereka adalah musuh saya, mereka ada pertalian dengan saya' dan sebagainya. Semuanya adalah satu, berlakulah sama untuk semua orang. Inilah ajaran yang paling penting dari Buddha. (Divine Discourse, May 13, 2006)
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment