Sunday, September 7, 2014

Thought for the Day - 7th September 2014 (Sunday)


The story of the festival Onam is that of Emperor Bali, who was an embodiment of sacrifice (Thyaga), but who suffered from traces of ego (Ahamkara). Due to the predominance of other virtues and Lord Vishnu’s Grace, Emperor Bali overcame the ill-effects of ahamkara and attained mergence with Lord Vishnu, who appeared as Vamana. Bali personified the principles of sacrifice, charity and righteousness till his very end. Since Onam festival day is celebrated in memory of the re-appearance of Bali in his subtle form (sukshma rupa), it is imperative that we remember and practice the ideals for which he lived. Bali, as portrayed above, should be visiting us every day and not just once a year. We forget this and in our daily life leave ample room for the cultivation of undesirable traits such as greed, selfishness and egoism. Learning from Bali's life you must eradicate the negative traits at all costs, and render your heart pure for the Lord to reside in it.


Cerita perayaan Onam, yaitu Raja Bali, yang merupakan perwujudan dari pengorbanan (Thyaga), tetapi  ia memiliki rasa ego (Ahamkara). Karena  kebajikan lainnya yang telah dilakukannya dan Berkat Dewa Wisnu, Raja Bali mengatasi efek ahamkara dan mencapai penyatuan dengan Dewa Wisnu, yang muncul sebagai Wamana. Raja Bali merupakan personifikasi prinsip-prinsip pengorbanan, kemurahan hati, dan kebajikan sampai akhir hidupnya. Sejak itu perayaan Onam dirayakan untuk mengenang munculnya Raja Bali dalam bentuk yang halus (sukshma rupa), ini sangat penting bahwa kita ingat dan mempraktikkan ideal yang ditinggalkannya. Raja Bali, seperti yang digambarkan di atas, hendaknya dirayakan setiap hari, bukan hanya sekali setahun. Kita melupakan hal ini dan dalam kehidupan sehari-hari meninggalkan banyak ruang untuk mengembangkan sifat yang tidak diinginkan seperti keserakahan, keegoisan dan egoisme. Belajar dari kehidupan Raja Bali, engkau harus membasmi sifat-sifat negatif, dan membuat hatimu murni bagi Tuhan untuk tinggal di dalamnya. (Divine Discourse, 4 Sep 1979)
-BABA

No comments:

Post a Comment