Wednesday, December 17, 2014

Thought for the Day - 16th December 2014 (Tuesday)

Om is the sum and essence of all the teachings in scriptures about Divinity; “Om ithi ekaaksharam Brahma” states the Vedas, meaning, the one syllable Om, is Brahman, the Divine! Om is a composite of three sounds A (aa), U (oo) and M (mm). It has to be pronounced rising in a crescendo as slowly as possible, and as gradually coming down, until there remains only the echo of the silence reverberating in the cavity of your heart. Do not take it in two stages, arguing that your breath will not hold so long. Persevere until you are able to be stirred by the upward sweep and the downward curve and the silent sequel. These represent the waking, dreaming and sleeping, and the fourth, beyond the three stages. It represents also the flower of your individuality maturing into a fruit and filling you with sweet juice from your own inner essence, and thereafter the final release.

Om adalah point yang utama dan esensial dari semua ajaran dalam kitab suci tentang Ketuhanan; "Om ithi ekaaksharam Brahma" demikian disampaikan dalam Veda, bermakna, satu suku kata Om, adalah Brahman, Tuhan! Om adalah gabungan dari tiga suara A (aa), U (oo) dan M (mm). Om harus diucapkan meningkat  (crescendo) selambat mungkin, dan secara bertahap turun, sampai tetap ada hanya gema keheningan yang bergema di dalam rongga hatimu. Janganlah mengambilnya dalam dua tahap, dengan alasan bahwa napasmu tidak terlalu panjang. Engkau hendaknya dengan tekun mengusahakan pada tahapan naik kemudian turun sampai pada sekuel diam. Ini menggambarkan keadaan bangun, bermimpi dan tidur, dan yang keempat, di luar ketiga tahapan tersebut. Ini juga menggambarkan bunga individualitasmu yang matang menjadi buah dan mengisi engkau dengan jus manis dari esensi batinmu sendiri, dan setelah itu akhirnya mendapatkan pembebasan. (Divine Discourse, June 9, 1970)

-BABA

No comments:

Post a Comment